Gus Dur: Kalau FPI Tidak Dibubarkan, Saya Bubarkan Sendiri
NU Online · Kamis, 5 Juni 2008 | 07:32 WIB
Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyampaikan penghargaannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang segera menangkap beberapa anggota Front Pembela Islam (FPI) yang terlibat dalam kasus kekerasan di Munumen Nasional Jakarta pada 1 Juni lalu. Namun Gus Dur menegaskan tuntutan terpentingnya adalah pembubaran FPI.
”Saya lebih berterimakasih lagi kalau FPI dibubarkan. Kalau tidak dibubarkan kita bubarkan sendiri, memangnya di dunia ini hanya mereka saja,” kata Gus Dur dalam jumpa pers bersama para tokoh lintas agama di ruang pertemuan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta, Kamis (5/6).<>
Menurut Gus Dur, FPI sudah berkali-kali melakukan pelanggaran terhadap Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan sudah saatnya ditindak tegas. Dikatakan, dirinya sudah sejak lama ingin FPI dibubarkan.
"Pada saat menjadi presiden saya lebih prioritas bagaimana biar negara ini tidak terurai. Saya sering keluar negeri itu biar teritorial kita terjamin. Saya tidak sempat ngurusin FPI,” kata Gus Dur menjawab pertanyaan wartawan seputar keberadaan FPI pada saat dirinya menjabat presiden.
Aktivis hak asasi manusia (HAM) Asmara Nababan dalam jumpa pers itu menyesalkan kejadian penyerangan oleh FPI pada peringatan hari kelahiran dasar negara Pancasila itu didiamkan saja oleh pihak aparat keamanan.
Menanggapi itu Gus Dur sontak mengatakan, ”bukan didiamkan, malah kejadian itu dibikin oleh pemerintah.”
Gus Dur dalam kesempatan itu bahkan menuding salah seorang jenderal melindungi para pelaku penyerangan, namun sayang dirinya tidak mau membeber siapa jenderal yang terlibat itu. ”Belum saatnya, kalau saya beber malah dia malu malah tidak karu-karuan,” katanya.
Menanggapi pertanyaan seputar ancaman dirinya oleh pihak FPI, Gus Dur menyatakan tidak gentar. ”Wong baru diancam FPI aja kog. Saya ini sudah tiga kali mau dibunuh oleh Soeharto,” katanya santai. (nam)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua