Warta

GP Ansor dan PMII Karawang Gelar Shalat Ghaib untuk Ruyati

NU Online  ·  Rabu, 22 Juni 2011 | 01:27 WIB

Karawang, NU Online
Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Karawang, Ade Permana SH, merasa kecewa atas tindakan pemerintah yang terkesan diam atas meninggalnya, Ruyati TKW asal Sukatani, Kabupaten Bekasi, yang dihukum mati di Arab Saudi. Pemerintah telah gagal melakukan langkah-langkah diplomasi terhadap pemerintah Arab Saudi sampai hukuman tersebut tetap terjadi.

Menurut Ade, pemerintah telah gagal memberikan perlindungan terhadap warga negara Republik Indonesia di luar negeri. Seharusnya pemerintah melakukan pendampingan semaksimal mungkin terhadap kasus yang dialami Ruyati sampai dia harus dihukum mati.
<>
"Kami kecewa atas pemerintah yang telah gagal melindungi warga negaranya. Australia saja, ketika ada sapi dari daerah mereka yang di siksa di Indonesia mereka bersikap tegas pada kita. Indonesia warganya di hukum mati diam saja, dimana sikap pemerintah. Shalat gaib yang kami lakukan hari ini (kemarin,red) untuk mendoakan almarhumah dan juga keluarganya supaya diberikan ketabahan," katanya usai shalat ghaib, Selasa (21/6) kemarin di Mesjid Al Jihad Karawang.

Ade melanjutkan, kejadian tersebut harus dijadikan pelajaran bagi pemerintah, jangan sampai kejadian tersebut terjadi pada warga negara Indonesia lainnya yang ada di luar negeri. Seharusnya, pemerintah melakukan perlindungan terhadap warga negaranya baik di dalam maupun di luar negeri.

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Ketika ada penganiayaan TKI di luar negeri, pemerintah jangan hanya sebatas mendata saja, tapi harus ada tindakan nyata, untuk melindungi TKI di luar negeri. Kami memintah pemerintah membentuk lembaga bantuan hukum di negara-negara yang banyak didatangi TKI, untuk mempermudah perlindungan terhadap mereka," ujarnya.

Ditemui ditempat yang sama, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Karawang, Imam Muttakim, pemerintah bertanggung jawab dan menjelaskan pada publik, terutama pada keluarga atas hukuman mati terhadap Ruyati. Karena berdasarkan informasinya yang didapat dari media, keluarga Ruyati mendapatkan kabar di hukum mati setelah dieksekusi.

"Pemerintah harus bertanggung jawab, terutama menteri tenaga kerja atas meninggalnya Ruyati. Apalagi di media menteri tenaga kerja mengatakan tidak tahu apa-apa tentang Ruyati, ini sangat ironis sekali, dimana kerja-kerja pemerintah selama ini tentang perlindungannya terhadai TKI di luar negeri," kesalnya.

Dia juga menyesalkan atas hukuman yang diberikan pemerintah Arab Saudi terhadap Ruyati. Tentunya, kesalahan yang dilakukan oleh Ruyati ada sebabnya, seharusnya itu dijadikan pertimbangan. Imam juga meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam melakukan perlindungan terhadap TKI di luar negeri.

"Belum lama ini ada kasus Darsem, sekarang Ruyati. Jangan sampai ada lagi yang menjadi korban. Pemerintah harus bertindak tegas, dan melindungi semua warganya. Banyak yang sudah dikorbakan TKI untuk memberikan pemasukan terhadap negara, tidak hanya keringan bahkan nyawa. Negara jangan hanya tinggal dia, harus ada tindakan tegas atas kejadian ini," pungkasnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Syahid