Fatayat NU Gelar Konferensi Besar, Agendakan Tiga Masalah Penting
NU Online · Kamis, 21 Agustus 2008 | 14:41 WIB
Guna melakukan konsolidasi dan mengevaluasi kembali program-program organisasi yang sudah direncanakan sebelumnya, PP Fatayat NU menyelenggarakan Konferensi Besar (Konbes) di Banjarmasin, 21-23 Agustus.
Acara secara resmi dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, sambutan dari tuan rumah Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin dan Keynote Speech Menakertrans H Erman Suparno di Pendopo Mahligai Pancasila, Kami<>s (21/8) sore.
Konferensi dihadiri oleh 29 pimpinan wilayah Indonesia, diikuti 175 peserta dari Pimpinan Pusat dan Wilayah serta tamu undangan lainnya. Dalam acara ini Menteri Agama H Maftuh Basyuni dan beberapa pejabat eselon dari berbagai departemen pemerintahan akan hadir dan menjadi nara sumber.
Ketua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat NU Maria Ulfa Anshor menjelaskan sebagai organisasi perempuan Islam, Fatayat ingin terus konsisten pada garis perjuangannya, yiatu pemberdayaan perempuan di segala bidang. Dalam Konbes ini ada tiga agenda penting yang akan dibahas.
Pertama, jihad ekonomi, saat ini bangsa Indonesia tengah berjuang melawan kemiskinan, meskipun kemiskinan adalah musuh bersama, namun ketertinggalan perempuan di segala bidang menjadikan perempuan sebagai kelompok masyarakat yang paling miskin.
“Fatayat di mana pun berusaha meningkatkan kesejahteraan dan memerangi kemiskinan terutama bagi kaum perempuan,” katanya.
Salah satu bentuk nyata itu adalah kerjasama dengan Kementaerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam usaha peningkatan ketrampilan perempuan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding-nya (MoU) antara Ketua Umum Fatayat NU Maria Ulfa Anshor dan Menakertrans H Erman Soeparno.
Agenda kedua adalah transparansi dan akuntabilitas organisasi. Dalam hal ini, Fatayat mendorong terciptanya transparansi anggaran dengan penyelenggaraan audit laporan keuangan oleh akuntan publik di setiap level kepengurusan. Saat ini, audit dengan pola seperti ini sudah dilakukan oleh Pengurus Pusat di Jakarta.
“Konbes ini mendorong agar Fatayat tumbuh berkembang, mandiri dan dikelola dengan manajemen yang moderen, kebutuhan untuk diaudit ini akan menjadi ketetapan organisasi pada kongres tahun depan,” tandasnya.
Selanjutnya, agenda ketiga adalah mengkontekstualkan ajaran ahlusunnah wal jamaah. “Aswaja harus menjadi ruh dan perspektif dalam setiap tindakan dan perjuangan dalam bidang ibadah maupun muamalah (relasi sosial) seperti; pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, politik dan lainnya dalam menghadapi tantangan global, termasuk munculnya ideologi transnasional yang mempengaruhi kehidupan beragama dan bermasyarakat warga NU dan Fatayat khususnya,” terangnya. (mkf)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
3
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
4
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
5
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
6
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
Terkini
Lihat Semua