Warta

Fatayat Ajak Pemuda Bendung Radikalisme

NU Online  ·  Selasa, 27 Desember 2011 | 01:36 WIB

Semarang, NU Online
Fatayat Nahdlatul Ulama mengajak para pemuda untuk membendung radikalisme. Organisasi pemudi NU ini mengajak kaum muda untuk menjadi patriot bangsa dan pemeluk agama yang berakhlak mulia.

Usia muda adalah masa mencari jati diri dan semangat membara. Maka jangan sampai potensi besar itu dimanfaatkan kaum radikal yang mengajarkan terorisme. Maka para ibu diminta memberi perhatian pada anak-anaknya agar tidak terperosok dalam pemahaman yang salah atau pergaulan yang keliru.
<>
Demikian disampaikan Ketua I Pucuk Pimpinan Fatayat NU Muzaenah Zein dalam Workshop “Peran Pemuda dalam Menanggulangi Radikalisme Agama Demi Keutuhan NKRI” yang diselenggarakan PW Fatayat NU Jateng bekerjasama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga RI di Balai Pusdiklat BKK Jateng, Jl Supriyadi Semarang, belum lama ini.

“Kami mengajak kaum muda untuk mewaspadai radikalisme. Anggota Fatayat yang maoritas ibu-ibu muda kami tekankan agar memberi perhatian anak-anak dan atau muridnya agar tidak terjerumus dalam pemahaman salah atau pergaulan yang keliru,” tegasnya dalam sambutan pembukaan.

Ketua Umum Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jateng Khizanaturrohmah yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan, para  kiai telah menyerukan segenap pengurus organisai NU untuk menjadi benteng terdepan dalam menghalau setiap gerakan Islam transnasional yang nota bene pelakunya juga para generasi muda.

Nahdlatul Ulama (NU) yang di dalamnya ada Fatayat, sejak dulu selalu menjaga persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NU mendirikan republik ini dan mempertahankan kemerdekaannya ketika hendak dijajah kembali oleh kaum kafir dan sekutunya.

“Belum lama ini kita diingatkan oleh Kirab Resolusi Jihad yang menjadi tonggak sejarah peristiwa 10 Nopember 1925 di Surabaya. Yakni jihad mempertahankan kedaulatan Indonesia dari Inggris dan Amerika yang saat itu hendak memfasilitasi Belanda menjajah lagi,” tuturnya. 

Khizana mengatakan, segenap warga NU tidak rela jika Indonesia dirusak oleh terorisme yang bersumber dari radikalisme. Yaitu gerakan merusak negara, menganiaya rakyat dan sekaligus menghancurkan agama. Khususnya Islam yang dicoreng oleh gerakan terorisme.

Pembicara lainnya, wakil ketua PWNU Jateng yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beriman Jateng Dr Abu Hafsin Umar memaparkan, kaum radikal yang ada di Indonesia dan negara lain adalah kelompok neo khawarij. Yaitu sekte atau organisasi yang suka memusuhi, rela menuding kafir dan tega membunuh orang muslim di luar kelompok mereka.

Cirinya, suka menebar merasa dirinya suci dan mengambil ayat-ayat Al-Qur'an  yang sejatinya untuk kaum kafir, diterapkan untuk menghukumi orang beriman. Sehingga wataknya selalu jahat dan menebar kejahatan.

Sementara pengamat politik dari Universitas Diponegroro Mochamad Yulianto dalam acara tersebut memaparkan, mahasiswa adalah pihak yang patut mendapat perhatian lebih. Sebab kaum teroris atau fundamentalis, menjadikan mahasiwa sebagai sasaran empuk perekrutan anggota. Sebab mahasiswa umumnya dari orang yang ekonominya mampu, mudah ditanami ideologi baru, serta jauh dari kontrol orang tua.

Menurutnya, perguruan tinggi harus mewaspadai dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam organisasi atau jamaah berpaham radikal seperti neo khawarij.

 

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ichwan