Warta

Fachry : Gus Dur Meninggal, PKB Hadapi Ujian

Jum, 1 Januari 2010 | 00:01 WIB

Jakarta, NU Online
Pengamat politik Fachry Ali mengatakan meninggalnya Abdurrahman Wahid adalah 'pukulan' besar untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pemilu 2014 akan menjadi ujian sesungguhnya bagi kelanjutan nasib partai ini

''(PKB) hopeless ya. Apalagi sekarang, ketika setelah pemecatannya Lili Wahid (adik Abdurrahman) minta judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) soal rangkap jabatan,'' kata Fachry, Kamis (31/12).<>

Pengajuan uji materi ini akan memiliki dampak besar bagi PKB, ujar dia, karena bagaimanapun Ketua MK saat ini adalah protege Abdurrahman. ''Protege itu murid yang setia,'' imbuh Fachry.

Di internal sendiri, kata Fachry, hubungan Muhaimin Iskandar - Ketua Umum PKB - dan Lukman Edy - Sekjen PKB - tidak seakrab sebelumnya. Hal ini menyusul masuknya Helmi Faisal ke kabinet, menggusur kursi Lukman di kabinet sebelumnya. ''Saya tidak tahu lagi siapa integrator partai,'' ujar dia.

Dulu, kata Fachry, Gus Dur - panggilan kehormatan Abdurrahman - adalah integrator. Tapi, menurutnya, rangkaian peristiwa belakangan ini memperlihatkan perubahan situasi di PKB. ''Tapi sekarang telah terjadi profanisasi politik di PKB, ketika tokoh yang dianggap suci - Gus Dur - tidak lagi berperan,'' kata dia.

Gus Dur, menurut Fachry adalah 'jembatan' antara masyarakat tradisional komunal NU dengan modernisasi di luar NU. Tetapi, kata dia, PKB sekarang 'dikuasai' oleh generasi Muhaimin yang lahir pada era modern dengan individualitas yang lebih dominan.

''Secara struktural, generasi Muhaimin tidak lagi mampu menjadi jembatan antara masyarakat komunal di NU dan modernisasi di luar,'' papar dia seperti dilansir republika.co.id.

Politisasi kembali NU dengan dibentuknya PKB, menurut Fachry, bisa menjadi hipotesa telah terjadi 'kesalahan'. Karena dampaknya merugikan NU. Beragam ironi pun lahir dari politisasi NU itu. Contoh yang paling kelihatan, sebut dia, adalah 'pembangkangan' Muhaimin -keponakan Gus Dur- terhadap Gus Dur. Padahal, kata dia, bisa dikatakan Gus Dur lah yang membesarkan dan mendidik para politisi NU itu.

Jika Muhaimin dijadikan tolok ukur ironi politisasi NU itu, kata Fachry, maka Muhaimin secara vertikal berseteru dengan Gus Dur dan secara horisontal berhadapan dengan Yeni Wahid yang masih sepupunya itu. ''2014 akan menjadi tahun ujian bagi PKB, dengan para managernya (pengurusnya, red) tidak siap dengan jawaban (untuk menghadapi 2014, red),'' pungkas Fachry.  (mad)