Dubes RI untuk Arab Saudi: Prasmanan Haji Berisiko
NU Online · Ahad, 18 November 2007 | 23:01 WIB
Riyadh, NU Online
Manajemen suplai makanan bagi jemaah haji Indonesia dengan cara prasmanan pada saat wukuf di Arafah dan menginap di Mina dinilai berisiko terjadinya kekacauan seperti tahun lalu. Sistem itu memungkinkan adanya anggota jemaah yang tidak kebagian jatah makanan.
Demikian dikatakan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Salim Saggaf Aljufrie, ketika mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang dengan pers, seusai pertemuan bilateral dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Minggu (18/11) di Riyadh. Ia mengatakan, tahun ini penyediaan makanan bagi jemaah dilaksanakan dengan pola prasmanan di kedua lokasi.
;Selama ini makanan jemaah haji disuplai dalam paket kotak buat setiap anggota jemaah. Tahun lalu suplai makanan jemaah yang berupa paket itu bermasalah sehingga banyak anggota jemaah yang kelaparan karena tidak mendapatkan pasokan makanan.
Salim tidak secara gamblang menyebutkan potensi risiko kekacauan suplai makanan itu. Namun, ia menjelaskan gambaran kesulitan yang bisa terjadi pada jemaah jika penyediaan makanan menggunakan sistem prasmanan.
Di Mina, kata Dubes lagi, meski disediakan dua jalur antre untuk mengambil makanan di setiap kemah, karena lokasinya sempit, antrean itu bisa sampai dua jam. Belum lagi risiko kehabisan makanan jika jemaah tidak berada di kemah, seperti pergi melontar jumrah atau ibadah lain saat penyediaan makanan.
Dia mengakui dapur memang tidak dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Dapur di Arafah tidak dipindahkan ke Mina karena ada di setiap lokasi. Namun, cara prasmanan tetap berisiko. "Karena itu, saya mengusulkan kepada Departemen Agama agar sistem itu ditinjau ulang. Memang disiapkan cadangan sistem kotak, tetapi jangkauannya terbatas," ujar Dubes.
Walau demikian, Wapres menambahkan, secara umum dari sisi pemerintah sudah siap. Namun, sebagian besar urusan haji ini memang dikerjakan pihak luar, seperti untuk makanan yang dilakukan muasasah dan maktab dari Arab Saudi. Dengan kasus tahun lalu, mereka rombak total sistem suplai makanan itu. (kom/dar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua