Warta

Dubes Palestina Ingin Timba Ilmu Tentang Keragaman dari Indonesia

NU Online  ·  Kamis, 30 Agustus 2007 | 16:37 WIB

Jakarta, NU Online
Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz Nafe Mehdawi mengatakan, Palestina ingin menimba ilmu dari Indonesia mengenai cara menyatukan keragaman atau perbedaan.

"Kita ingin berbagi pengalaman dan menimba pengalaman dari Indonesia dimana dengan berbagai keragaman dan kelompok suku atau agama yang ada, bangsa ini dapat tetap bersatu," kata Fariz dalam seminar bertajuk "Kebangkitan Umat Islam dan kenacuran zionis Israel" di Jakarta, Kamis.

<>

Dia menjelaskan, sebagaimana di Indonesia, di Palestina juga terdapat berbagai macam kelompok antara lain Fatah dan Hamas.

Namun, dia menilai bahwa pertikaian antar kelompok yang terdapat di Palestina hendaknya menjadi konsumsi publik Palestina saja, tidak perlu dibahas oleh mereka yang berada di luar Palestina.

"Apa yang terjadi di kalangan kelompok-kelompok Palestina, mungkin penting bagi saya dan orang Palestina, tetapi mungkin tidak penting bagi anda yang berada di luar Palestina," katanya.

Dia mengatakan, perselisihan yang terjadi antara Fatah dan Hamas hendaknya tidak perlu menjadi perhatian karena yang lebih utama adalah membahas mengenai bagaimana mendukung perjuangan Palestina secara keseluruhan.

Lebih lanjut ia mengatakan, sudah menjadi keinginan bersama seluruh umat Islam untuk mengembalikan Palestian menjadi negara yang penuh kedamaian, negara merdeka untuk seluruh warga Palestina.

"Dan ternyata kita tidak sendiri, karena ada sekelompok orang yahudi yang berpandangan bahwa hidup berdampingan secara damai akan lebih baik daripada berperang," katanya.

Ia juga mengatakan, seluruh Palestina percaya bahwa suatu saat nanti Palestina akan kembali ke tangan rakyat Palestina. "Semua orang Palestina percaya bahwa ini adalah masalah waktu," ujarnya.

Sementara itu konflik Fatah dan Hamas yang meruncing sempat menarik perhatian dunia, termasuk Indonesia, yang berharap kedua kelompok itu dapat kembali bersatu demi kepentingan Palestina.

Informasi terbaru yang dirilis oleh kantor berita Jerman (DPA, Kamis (30/8) menyebutkan bahwa menurut saksi mata dan petugas paramedia, tiga anak Palestina yang sedang mendekati sebuah peluncur roket di Jalur Gaza bagian utara tewas oleh tembakan tank Israel pada Rabu sore.

Begitu anak-anak itu mendekati peluncur itu, sebuah bom tank Israel menghantam peluncur tersebut, menewaskan mereka yang baru berusia antara 10 dan 11 tahun itu, dan mencederai dua lain. Petugas paramedis mengatakan, ketiga anak itu berasal dari keluarga yang sama.

Israel melakukan penyerbuan rutin ke Gaza sejak Hamas, yang telah bertekad menghancurkan negara Yahudi tersebut, menguasai jalur pesisir itu pada pertengahan Juni setelah mereka mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas. (ant/mad)