Warta

Dihadiri Dalang Enthus, Mudzakarah Muslimat-Fatayat Banjir Pengunjung

NU Online  ·  Kamis, 12 Mei 2011 | 00:01 WIB

Tegal, NU Online
Kegiatan mudzakarah yang diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang  Muslimat dan Fatayat NU Kecamatan Dukuhwaru  Kabupaten Tegal, Senin (9/5) dihadiri ribuan pengunjung. Tak seperti biasanya, mudzakarah yang digagas setiap Senin sebulan sekali itu tidak hanya dihadiri perwakilan anggota dan pengurus Ranting Muslimat dan Fatayat. Kali ini, masyarakat sekitar pun ikut memenuhi halaman Masjid Baitu Nur Desa Kalisoka. Mereka tertarik dengan kehadiran budayawan asal Tegal Ki Enthus Susmono, yang juga Anggota Lesbumi PBNU.<>

Seperti biasanya, Ki Entus dalam ceramahnya memberikan ramuan-ramuan kalimat yang membuat pengunjung tergelitik dan pengunjung tertawa terengah-engah. Esensi taushiyahnya tetap mengena dan gamblang didengar dan dicermati pengunjung. Ki Entus yang juga Ketua Satkorcab  Banser Kabupaten Tegal itu  menjelaskan betapa pentingnya ukhuwah Islamiyah lebih khusus lagi ukhuwah Nahdliyah. Katanya, kalau umat yang terbanyak di Indonesia ini (NU) ada konflik umat maka yang terjadi adalah keamanan tidak bisa terkendali.

Terlihat hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua MWCNU Kecamatan Dukuhwaru Kiai Hanafi, KH. Munir, KH. Miftahudin, dan beberapa tamu undangan dan tokoh masyarakat seperti Kepala Desa Kalisoka dan Pembina PAC Fatayat dan Muslimat NU.

Ketua Fatayat NU Kecamatan Dukuhwaru Latifah mengatakan, kegiatan muzdakarah ini merupakan kegiatan gabungan Fatayat dan Muslimat. Agendanya, lanjut dia, yakni mengundang pembicara untuk mengaji bareng mendengarkan ceramah.

“Masyarakat sekarang memiliki gaya hidup yang cukup luar biasa. Kalau kita tidak dibentengi dengan iman yang kuat maka jangan salah jika pergaulan orang sudah tidak mengenal norma dan agama. Karena itulah mudzakarah ini ingin kami lestarikan sepanjang kemampuan kami,” jelasnya.

Sementara Ketua MWCNU Kecamatan Dukuhwaru Kiai Hanafi menuturkan pentingnya menjaga kerukunan hidup berbangsa dan bernegara. Sekarang ini, katanya banyak orang yang menyajikan cara hidup dengan instan, namun sayangnya merugikan kerukunan bangsa.

“Orang disuruh ngebom dengan iming-iming surga. Mereka mengatakan jihad tetapi ngebom orang yang lagi sholat Jum’at. Ini pemahaman yang keliru yang harus kita luruskan dan kita semua jangan mudah terprovokasi,” tuturnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Muiz