Warta

Diguncang Gempa, Masjid Si Pitung Tetap Kokoh

NU Online  ·  Kamis, 3 September 2009 | 09:19 WIB

Jakarta, NU Online
Masjid Al Alam Marunda, atau lebih dikenal sebagai Masjid Si Pitung, tetap berdiri kokoh meski sempat terkena guncangan gempa yang terjadi pada Rabu (2/9) kemarin. Meski sudah berusia empat abad, masjid yang terletak di Jalan Marunda Pulo, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, ini tidak mengalami kerusakan sedikit pun kendati diguncang gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang berpusat di Tasikmalaya tersebut.

"Kemarin di masjid ini juga terasa goyang. Tapi setelah saya cek, enggak ada yang rusak sama sekali," kata pengurus Masjid Al Alam, Haji Sambo bin Abdullah, Kamis (3/9).<>

Sambo mengaku sempat khawatir akan terjadi kerusakan pada masjid karena gempa tersebut. Maklum, material bangunan masjid tersebut sudah sangat tua. Sejak didirikan pada 1640, tidak pernah dilakukan perombakan terhadap struktur asli masjid yang merupakan salah satu cagar budaya di Provinsi DKI ini. "Tembok dan tiang-tiangnya masih asli. Enggak ada yang diubah," kata Sambo.

Pria berusia 64 tahun ini menuturkan bahwa memang sering terjadi fenomena keajaiban pada masjid yang konon didirikan oleh Wali Sanga ini. Menurutnya, karena terletak di wilayah pesisir pantai, setiap bangunan di sekitar masjid tersebut setiap tahun selalu mengalami penurunan ketinggian tanah. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Masjid Al Amin. "Rumah-rumah yang lain pasti makin amblas, tapi masjid ini kayaknya malah makin naik," ujar Sambo kepada Kompas.com.

Karena itu, ia tidak merasa heran jika masjid yang sempat menjadi persembunyian tokoh legenda Si Pitung ini tetap berdiri tegak meski diguncang gempa. "Ya inilah salah satu bukti kebesaran Allah. Buktinya enggak ada yang rusak sama sekali," tandasnya.

Masjid Tua Manonjaya Juga Rusak

Gempa yang terjadi di Jawa Barat telah merusakkan banyak bangunan berserjarah, diantara kerusakan bangunan yang menonjol di Kabupaten Tasikmalaya adalah Masjid Manonjaya. Masjid yang sudah berdiri sejak 1873 dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan Kerajaan Sukapura rusak di bagian depan. Tembok dan atap bagian depan masjid runtuh.

Adapun di Kota Tasikmalaya kerusakan fisik akibat gempa merata di semua kecamatan. Bangunan pemerintah yang rusak berat ad alah balai Kota Tasikmalaya dan Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya. Langit-langit Balai Kota Tasikmalaya di beberapa bagian ambruk, tembok bangunannya retak-retak, gentingnya pun pecah. (mad)