Warta MISI PERDAMAIAN PBNU (10)

Deputi Menlu: Indonesia Diharapkan Berperan Lebih Besar di Timteng

NU Online  ·  Senin, 25 Januari 2010 | 02:07 WIB

Damaskus, NU Online
Perkembangan politik Timur Tengah belakangan ini semakin ruwet, sejak terbunuhnya Perdana Menteri Hariri yang dituduhkan pada Syria. Hubungan Syria dan Lebanon menjadi tegang. Situasi Syria di dunia internasional juga menjadi sulit.

Selain itu hubungan umat Islam Lebanon terutama kelompok Sunni dengan Syria yang juga sunni menjadi buruk, padahal mayoritas penduduk Syria adalah penganut Sunni yang moderat. Demikian dikatakan Dr Ahmad Arnus, Deputi Menteri Luar Negeri Syria saat menerima kunjungan PBNU di Kantor departemen Luar negeri di Damaskus, Rabu (20/1) kemarin.<>

Deputi mengatakan, pihaknya sengaja mengundang pimpinan PBNU sebagai organisasi Sunni terbesar bisa menjembatani ketegangan antara kelompok Sunni di lebanon dan Sunni di Syria.

Dalam kesempatan itu Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan, kalangan NU dan pesanren Indonesia memiliki hubungan psikologis yang erat dengan Syria. Imam Nawawi yang kitabnya diajarkan di pesantren di Indonesia hingga saat ini juga disegani oleh umat Islam di Syria.

Selain itu ulama besar seperti Syek Ramadlon Al Buti, Syekh Wahbah Zuhaili serta Mufti Hassun adalah ulama syria yang sangat dihormati oleh umat Isam di Indonesia, karena itu Hasyim meminta pemerintah membuka kerjasama pendidikan dan kebudayaan yang lebih luas dengan Indonesia.

Ketika Ketua Umum PBNU menanyakan sikap Syria terhadap mesir dan Amerika mengenai pengaruhnya terhadap politik di kawasan ini, Ahmad Arnus mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan keputusan Mesir menutup jalur gaza yang merupakan urat nadi kehidupan bangsa palstina di kawasan itu.

Mesir terlalu menuruti kehendak Amerika dengan mengorbankan bangsa palestina dan bangsa Arab secara keseluruhan. Hal itu dengan sendirinya memperburuk hubungan antara negara Arab.

“Padahal saat ini kita sedang butuh kesamaan sikap untuk mencari penyelesaian damai persoalan Timur Tengah. Kami meminta NU sebagai organisasi umat Islam terbesar juga bisa ambil bagian dalam hal ini, setidaknya bisa mendorong dan mengingatkan pemeringah masing-masing agar peduli dan membantu krisis Timur Tengah yang sudah lama ini,” katanya.

Tindakan sepihak Mesir itu dengan sendirinya mengganggu upaya pendekatan antar negara Arab yang telah dirintis selama ini. Kalau sudah terjadi begini maka peselisihan baru akan segera dimulai seperti sekarang ini.

Tentu saja posisi Israel akan lebih kuat, sehingga semakin enggan meninggalkan tanah yang diduduki. Bahkan bisa jadi mereka akan menduduki tanah-tanah di sekitarnya baik Jordan, Lebanon maupin Syria sendiri di mana dataran tinggi Golan masih mereka kuasai. Pada dasarnya negara ini memang tidak pernah mematuhi hukm-hukum internasional, termasuk resolusi Dewan kemanan PBB sendiri. (mdz)