Menteri Agama (Menag), Muhammad Maftuh Basyuni, mengatakan, pihaknya menetapkan mulai 2009 sebagai tahun pencangan pendidikan agama usia dini sehingga proses penciptaan kerukunan umat beragama tetap utuh.
  Â
"Saya sudah instruksikan semua Dirjen Bimbingan Agama Islam, Hindu, Buddha, Kristen dan Katolik untuk menggalakan pendidikan agama usia dini," kata Maftuh di tengah-tengah kesibukannya meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) Madrasah yang berlangsung Tsanawiyah (MTs) I dan II Bandar Lampung, Senin (27/4).<>
Selain meninjau pelaksanaan ujian nasional MTsN di Bandar Lampung, Menag Maftuh Basyuni berkesempatan meresmikan penggunaan Masjid di lingkungan Madarasah Aliyah Negeri (MAN) I Bandar Lampung, didampingi Direktur Pendidikan Madrasah Firdaus, Kapusmpinmas Masyhuri, dan Ka.Kanwil Depag Lampung Drs.H.Syahroni Maâshum,MM.
Upaya penciptaan kerukunan antarumat agama, kata Menag Maftuh, perlu dibangun sejak usia dini. Jangan sampai kerukunan antarsesama umat bersifat semu, yang satu saat mudah rapuh karena sesuatu hal.
  Â
Menurut Maftuh, jika pendidikan agama usia dini dikembangkan, ia yakin akan melahirkan kerukunan umat yang kuat. "Saya tidak yakin, jika seseorang memperoleh pemahaman agama dengan benar akan melahirkan fanatisme," ucapnya.
  Â
Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya berlaku negatif, kata Maftuh, setiap agama mengharapkan adanya kedamaian. âMelalui pendidikan agama sejak dini pula,anak didik akan terhindar dari pengaruh negatif seperti narkoba,â tandasnya.
.  Â
Terkait program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini, Maftuh menilai, pada awalnya pendidikan kurang dapat perhatian serius. Terlebih sebanyak 92 persen pendidikan di bawah Depag berstatus swasta dan delapan persen negeri.
  Â
âSejak adanya UU Sisdiknas, arah kebiajakan pendidikan di bawah Depag semakin fokus. Terlebih Depdiknas kini menjadi mitra yang baik dalam memajukan pendidikan bagi seluruh anak bangsa,â jelasnya
 Â
"Hanya di Indonesia ada dua menteri yang ngurusi pendidikan. Depag dan Diknas," ujar Maftuh.
 Â
Ia mengatakan, kendati pendidikan di bawah Depag lebih banyak swasta, namun lembaga pendidikan tersebut telah memberi kontribusi dan andil yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. âSekarang ini, lembaga pendidikan itu lebih diperhatikan lagi mulai tingkat usia dini hingga perguruan tinggi,â katanya.
Menyinggung lembaga pendidikan tinggi di bawah Depag, seperti IAIN berubah status menjadi universitas dengan memasukan materi pelajaran ilmu pasti, Menag mengatakan, untuk masa mendatang hal itu tak akan terjadi lagi.
 Â
" Saat ini beberapa IAIN di tanah air belakangan ini menginginkan berubah status menjadi universitas seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan memasukan Fakultas Kedokteran di dalamnya.
 Â
Untuk hal ini, tak akan terjadi lagi. Pasalnya, Depag akan mengarahkan pendidikan berbasis agama hingga perguruan tinggi. Ia khawatir jika terjadi perubahan status, maka ke depan akan terjadi kelangkaan para tenaga ahli agama.
  Â
Sekarang saja sudah banyak ulama menjadi anggota legislatif di Gedung DPR Senayan Jakarta. "Ini untuk menjawab tantangan bahwa ulama sekarang makin langka," kata Menag. (mad)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua