Jakarta, NU Online
Departemen Agama RI kembali membuka pendaftaran calon penerima beasiswa ke luar negeri untuk program sarjana strata satu dan program pascasarjana. Kali ini tawaran datang dari negeri Maghrabi Maroko.
"Pemerintah Kerajaan Maroko memberikan penawaran kepada pemerintah Indonesia agar dapat mengirim sebanyak 25 mahasiswa. Kami sampaikan kepada masyarakat luas bahwa Depag RI sebagai lembaga yang ditunjuk untuk melakukan proses rekrutmen membuka peluang ini kepada mereka yang mamenuhi syarat,"jelas Kasubdit Kerjasama Perguruan Tinggi dan Publikasi Ilmiah Depag RI H Affandi Mochtar, MA, Ph.D kepada NU Online, Rabu di Jakarta.
Dijelaskan, tawaran tersebut sepenuhnya terbuka untuk umum dan para peminat diharapkan dapat mengirimkan aplikasinya ke Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI, Jl Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat 10710.
<>"Bidang studi yang ditawarkan adalah Fakultas Syariah, Fakultas Bahasa Arab dan Darul Hadist Al Hassaniah Rabat untuk bidang Studi Islam. Para kandidat diharapkan sudah memasukkan lamaran ke Depag paling lambat tanggal 31 Juli 2004,"lanjutnya.
Selain itu, beberapa persyaratan administratif yang harus dipenuhi antara lain, copy Ijazah yang sudah dilegalisr MA/SMU untuk pelamar S1 dan copy Ijazah S1 untuk pelamar pascasarjana. Pelamar juga diharuskan melengkapi lamarannya dengan transkrip nilai yang sudah dilegalisir, Copy Akta Kelahiran, Medical Check Up, dan tiga lembar pas foto terbaru.
"Proses pemberangkatan calon penerima beasiswa Insya Allah akan berlangsung bulan September 2004. Jadi bagi yang sudah siap, mohon segera mendaftar. Jangan lupa, juga menyiapkan pasport,"tambah Mochtar kalem.
Maroko adalah negeri Arab di Afrika Utara dengan basis kebudayaan Arab dan Perancis. Perkuliahan diberikan dalam bahasa Arab dan Perancis dan beberapa mata kuliah, ada yang diberikan dalam bahasa Inggris. Kandidat penerima beasiswa yang belum menguasai Bahasa Perancis akan dikursus selama setahun di Maroko.
Menurut Ahmad Ridho, Lc, Desa, beberapa dosen di universitas setempat mewajibkan mahasiswa mengikuti pelajaran dalam bahasa Inggris, selain Arab dan Perancis yang menjadi bahasa utama pengajaran di Maroko. "Jadi kami yang belajar di Maroko harus menguasai tiga bahasa, Arab-Perancis dan Inggris. Itu salah satu kelebihan belajar di Maroko,"ujar alumnus salah satu Univeristas di Maroko tersebut ketika berbincang dengan NU Online. (MA)
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua