Jakarta, NU Online
Hari ini, tepat delapan tahun peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Untuk acara peringatan peristiwa yang menjadi kasus tersebut, mulai perempatan Jalan Surabaya hingga Megaria hingga Selasa (27/7) siang sementara ditutup.
Penutupan jalan terpaksa dilakukan karena pada peringatan kali ini ada rekonstruksi penyerbuan kantor DPP PDI, yang terjadi 27 Juli 1996 lalu. Ratusan orang memperagakan serangan yang dilakukan massa PDI pimpinan Surjadi bersama sejumlah puluhan orang berambut cepak yang menggunakan pakaian merah atribut PDI.
Beberapa lainnya berperan sebagai mantan Panglima Kodam Jaya Sutiyoso, mantan Kapolda Metro Jaya Hamami Nata, dan mantan Kasdam Jaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan Jenderal yang maju ke putaran kedua pilpres ini santer disebut mulai masuk target.
<>Hari ini merupakan puncak peringatan peristiwa 27 Juli yang dilakukan oleh sejumlah aktivis maupun korban. Sebelumnya mereka telah menggelar serangkaian acara dalam pekan peringatan tragedi tersebut.
Sejumlah sepanduk bertuliskan kecaman terjadinya peristiwa tersebut termasuk dugaan keterlibatan sejumlah pejabat negara maupun militer terbentang di tempat tersebut.
Anggota TPDI Trimedya Panjaitan menyesalkan penyelesaian kasus itu di pengadilan tidak tuntas setelah delapan tahun peristiwanya berlalu. Dia menilai aparat hukum tidak serius menuntaskan kasus ini.
Dia mengatakan, pada tahun 2000 DPR dan Pemerintah pernah sepakat untuk menuntaskan kasus ini dengan membentuk tim koneksitas. Namun hingga kini penyelesaian hukum kasus ini tidak pernah terwujud. "Ada kepentingan-kepentingan politik dalam upaya penyelesaian kasus ini," katanya.
Mengenai dugaan pelaku atau pihak yang harus pertanggungjawab dalam kasus penyerbuan ini, Trimedya mengatakan, Pangdam Jaya merupakan pihak yang harus bertanggungjawab. Meskipun mantan Pangdam Jaya Sutiyoso telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, kata Trimedya, kasusnya belum diselesaikan.
Selain mantan Pangdam Jaya, Trimedya mengatakan, mantan Kasdam Jaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengetahui kasus ini. Dia menyesalkan, sampai sekarang penyidik tidak meminta keterangan dari pihak-pihak yang diduga mengetahui dan diduga menjadi penggerak kasus ini. SBY yang kini maju ke putaran kedua pemilihan presiden akan menjadi lawan tanding Megawati. Akankah SBY diseret dalam kasus 27 Juli? Perkembangan politik kelak agaknya akan menjawab pertanyaan tersebut.(MA/kcm)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua