CBDRMNU Sosialisasi Bencana Melalui Kegiatan Seni dan Budaya
NU Online · Ahad, 25 Oktober 2009 | 12:23 WIB
Upaya penanganan bencana tak henti-hentinya terus dilakukan, apalagi belakangan ini gempa yang cukup besar cukup terasa di Jakarta sehingga masyarakat perlu kesiapan untuk menghadapinya.
Dalam rangka memperingati hari pengurangan risiko bencana, Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama (CBDRMNU) atau komunitas penanganan bencana berbasis komunitas NU menyelenggarakan sosialisasi bencana melalui kegiatan seni dan budaya.<>
Acara yang diselenggarakan di kantor PCNU Jakarta Barat, yang berada di Masjid Rusun Flamboyan, Jln. Flamboyan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Ahad (25/10) dengan acara lomba mewarnai gambar risiko bencana bagi anak PAUD dan TK, istighotsah dan pementasan seni daerah bertema pengurangan risiko bencana.
“Kegiatan sosialisasi melalui seni dan budaya ini merupakan bagian dari penghargaan terhadap kesenian dan budaya lokal sebagai alat sebagai media pemahaman masyarakat pada pengurangan risiko bencana sehingga timbul kesadaran pentingnya pengelolaan bencana dan mendukung kegiatan pengurangan risiko bencana,” kata Sultonul Huda dari CBDRMNU
Beberapa bentuk kesenian yang ditampilkan adalah Marawis oleh Santri Siaga Bencana (SSB) Cengkareng, Hadrah dari SSB Assidiqiyah, Seni Beladiri dari SSB Grogol Petamburan, Qasidah Modern dan Band dari SSB Kebun Jeruk serta Lenong Betawi dari SSB Kalideres.
“Media kesenian dan kebudayaan sebagai bagian dari kearifan lokal dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam melakukan sosialisasi isu penanggulangan bencana kepada masyarakat dalam pentas-pentas yang dilakukannya,” tandasnya.
Ditambahkannya, melalui kegiatan seni ini, masyarakat juga diharapkan mengenal lebih luas tentang CBDRMNU Jakarta Barat sebagai organisasi yang bekerja pada penanggulangan bencana, sehingga mendukung segala jenis kegiatan yang dilaksanakannya.
Firdaus Mansur, asisten kesra Jakarta Barat menyambut baik adanya kegiatan ini karena wilayah Jakarta Barat sering terjadi bencana, terutama kebakaran. Dikatakannya, antara Januari-Oktober 2009 ini, terdapat 300 kali kebakaran, baik kecil dan besar.
Peserta Membludak
Dari target 500 peserta lomba menggambar, ternyata yang mengikuti acara ini mencapai sekitar 2000 peserta yang datang dari TK se Jakarta Barat. Sebagian peserta sampai harus menggambar dibawah pepohonan karena masjid dan aula yang disediakan tidak mancukupi. Terdapat tiga buah jenis sketsa yang disediakan panitia, yang selanjutnya diwarnai sesuai kreatifitas yang mereka miliki.
Ibu-ibu dengan setia menemani putra-putri mereka menggambar, sebagian malah memberikan petunjuk warna-warna yang harus dipakai. Rizky, 3 tahun yang ditemui NU Online malah ngambek karena tidak PD melihat banyaknya peserta dan tidak mengumpulkan gambarnya.
Sulton mengemukakan, sebenarnya yang menjadi target dari lomba menggambar ini adalah orang tua peserta lomba. “Jika mengumpulkan orang tua saja susah, makanya kita kasih lomba menggambar, pasti orang tuanya ikut dan disitu kita melakukan sosialisasi pentingnya penanganan bencana,” jelasnya.
Hal ini tampaknya cukup efektif, ibu Dimmah yang ditemui NU Online di lokasi menjadi mengenal lebih baik tentang pentingnya pengelolaan risiko bencana. “Ya, kita menjadi lebih tahu mengenai berbagai bencana dan bagaimana menanganinya,” tandasnya.
Berhasil menjadi juara pertama dalam lomba menggambar ini Indri dari TK Muslimat II yang mendapat hadiah 1 juta, Cahaya Madani, juara dua, dari TK Melati dengan hadiah 750 ribu, serta juara ketiga, Naila dari TK Lestari Indah dengan hadiah 500 ribu. Terdapat juga tiga juara harapan ditambah 20 orang yang mendapat piala nominasi.
Penilaian didasarkan atas kreatifitas, ketepatan waktu serta perpaduan antara kerapian, kebersihan dan kecocokan warna.
Lenong Gaul yang ditampilkan oleh SSB Kalideres juga tampil memukau. Mereka menceritakan upaya bagaimana menyelamatkan diri dari gempa dengan cara yang menarik dan tidak menggurui. Penonton diajak untuk masuk dalam sebuah alur cerita para Santri Siaga Bencana yang merupakan kader NU melakukan sosialisasi ke satu RW bagaimana jika bencana terjadi. Mereka menjadi tahu bagaimana menyelamatkan diri dan tahu keberadaan NU.
Selain di Jakarta, kegiatan serupa juga dilaksanakan di Magelang Jawa Tengah dan Jember Jawa Timur dengan format yang berbeda sesuai dengan kesedian dan tradisi lokal yang hidup di daerahnya. (mkf)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua