Cak Nun: Puasa, Saatnya ‘Pacaran’ dengan Allah
NU Online · Ahad, 22 Agustus 2010 | 01:44 WIB
Ibadah puasa adalah saat-saat memelihara keintiman hubungan dengan Allah SWT. Puasa itu terkadang bersifat sangat pribadi. Kesempurnaan puasa hanya diketahui oleh Allah dan pribadi yang menjalankannya.
Ibadah puasa pada dasarnya adalah sebuah kontemplasi tahunan, wadah bagi manusia untuk merenung. Demikian disampaikan budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), Sabtu (21/8), dalam acara Kilau Ramadhan, di Masjid Masjid Al-Ittihaad, Tebet, Jakarta.<>
"Puasa adalah kesempatan pacaran dengan Allah, berdua. Maka dari itu, Idul fitri pun hanya satu malam yang merupakan puncak dari kesunyian dengan Allah," ujarnya di hadapan para jemaah.
Cak Nun, pun mengaku keheranan dengan cara perayaan bulan puasa masyarakat yang lebih sering dengan keramaian. "Puasa itu sangat pribadi untuk setiap manusia dan Tuhan. Puasa adalah kontemplasi," ujarnya.
Ia melanjutkan, Allah SWT sudah menciptakan suatu siklus hidup yang dalam setahun diberikan waktu khusus bagi manusia untuk bertafakur, beritikaf, dan berkontemplasi.
"Di dalam hidup, tiap ada aksi pada ada saat dimana manusia butuh berkontemplasi atas aksinya tersebut," tandas Cak Nun.(sam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua