Warta

Budayawan: Pemerintah Korbankan Reputasi Polri

NU Online  ·  Rabu, 28 Mei 2008 | 05:05 WIB

Jakarta, NU Online
Budayawan Romo Benny Susetyo mengatakan, ketidakmampuan pemerintah menyosialisasikan kebijakan kenaikan harga BBM, akhirnya mengorbankan reputasi Polri yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

"Problem kita, ini semua reaktif. Karena ketika pemerintah naikkan harga BBM, dia tidak punya manajemen efektif untuk jelaskan itu sehingga yang terjadi, kita masuk dalam kekerasan. Jadi, saling gunakan kekerasan untuk solusi," kata Romo Benny di Jakarta, Rabu (28/5).<>

Menurut Romo Benny, mestinya sejak awal pemerintah menerapkan manajemen komunikasi itu. Yakni, adanya sosialisasi kepada masyarakat atas kebijakan yang ditempuh. "Ini, artinya pemerintah tidak siap menghadapi reaksi ini," ungkap Romo Benny.

Romo Benny mengutip pemikiran filsuf Jürgen Habermas mengenai bagaimana pemerintah tidak mampu membangun komunikasi. Habermas mengatakan, terjadi aliansi keterasingan karena gagalnya membangun komunikasi sehingga tercipta inkomunikatif. Artinya, tidak terjadi relasi hubungan dua pihak atau dialog.

"Akhirnya yang jadi korban polisi juga. Karena polisi tidak disiapkan untuk itu. Kasihan polisi ini dikorbankan oleh sistem."

Romo Benny menyebut pemerintah tidak memiliki imajinasi tentang kebijakan yang ditempuh.

"Mestinya dijelaskan kenapa pilihan ini, kenapa bukan pilihan itu. Tapi pilihan-pilihan ini tidak diceritakan. Jadi, imajinasinya cuma naikkan harga sehingga tidak ada cara lain selain itu," katanya.

Pemecahan persoalan yang mestinya, namun ditangan pemerintah hal itu menjadi tidak sederhana. (okz/dar)