Berpuasa Sebagai Kasih Sayang Allah
NU Online · Sabtu, 14 Agustus 2010 | 06:01 WIB
Bulan Ramadhan selalu hadir setiap tahun sekali. Ibadah ini tidaklah patut dianggap rutinitas tahunan belaka sehingga dikesampingkan begitu saja. Karena hakikatnya, orang itu bisa melaksanakan ibadah Ramadhan karena mendapatkan limpahan kasih sayang dari Allah SWT.
Demikian dikatakan KH Hamid Bishri, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang ditemui NU Online di kediamannya, Kamis (12/8).<>
Keistimewaan ibadah puasa ini menurut Gus Mamik, demikian kiai berputra empat ini akrab disapa, adalah karena Allah sendiri yang akan membalasnya.
“Sampai-sampai ada hadits qudsi ‘as-shaumu fa huwa li, wa ana ajzi bihi’ ada satu ruang khusus untuk mendapatkan kasih sayang Allah ini sehingga Allah sendiri yang membalasnya,” ujarnya mengutip hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
“Inilah ibadah yang sangat istimewa, yang sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh keduanya maghfirah dan sepuluh ketiganya adalah 'itqun minannar', terbebas dari api neraka,” katanya.
“Raihlah rahmat itu dengan melakukan, merasakan, memikirkan, mengangan- angan yang semua itu dicintai oleh Allah.”
“Puasa itu mempunyai rasa yang berbeda-beda bagi masing-masingnya dan ini adalah sirri, rahasia,” pungkasnya. (yus)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua