Bahas Masalah Bersama, Kesampingkan Perbedaan Madzab
NU Online · Kamis, 10 Desember 2009 | 09:01 WIB
Pertemuan para ulama dan cendekiawan Muslim dunia di Jakarta pada 19-20 Desember mendatang akan membincang berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam. Para ulama dan cendekiawan Muslim yang hadir dari beberapa negara akan berembuk dalam satu meja dengan mengenyampingkan perbedaan madzab dan ideologi.
Demikian dikatakan DR Arif Zamhari, ketua penyelenggara konferensi internasional ini di kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS) PBNU, Jakarta, Kamis (10/12). Konferensi ini bertajuk ”Tahqiq al-ukhuwwah wa wihdah al-ummah al-islamiyyah” atau ”Upholding solidarity and unity in the moslem world.”<>
”Konferensi ini akan membahas berbagai persoalan penting yang menyangkut umat Islam, tanpa membedakan madzab. Persolan kemanusiaan memang tidak selalu terkait dengan perbedaan madzab. Persoalan yang menimpa umat Islam di Denmark atau di Swiss, misalnya, juga perlu dibicarakan umat Islam lintas madzab,” kata Arif di sela persiapan konferensi ini yang akan diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta.
Menurutnya, umat Islam memang mempunyai sejarah buruk mengenai perpecahan yang diakibatkan berbedaan madzab dan ideologi. Namun perpecahan ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh umat Islam sendiri.
”Umat Islam memang punya sejarah perpecahan, terutama semenjak wafatnya khalifah keempat Sayyida Ali bin Abi Thalib. Namun kita tak boleh terjebak dalam warisan sejarah itu karena perpecahan bukanlah sunnatullah,” kata menantu KH Hasyim Muzadi ini.
Rencananya 100 ulama dan cendekiawan akan hadir antara lain dari Iran, Mesir, Syiria, Lebanon, Libya, Irak, Palestina, Jordania, Malaysia, Thailand, Philipina, Singapura dan Indonesia. Beberapa ulama dan cendekiawan dunia akan berbicara dalam forum ini, antara lain DR Muhammad Salim Al- Awwa (Mesir), DR Bassam Sabbagh (Syiria), HE Ayatullah Muhammad Ali at-Taskiri (Iran).
”Target pertemuan ini adalah menciptakan kesepahaman antara umat Islam dari berbagai madzab dan ideologi. Ke depan diharapkan tercipta persatuan dan solidaritas bersama untuk menghadapi tantangan bersama, agar umat Muslim dapat menyumbangkan peradaban dunia yang lebih baik,” kata Arif Zamhari. (nam)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
3
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
4
Wajib Selektif! Ini Tips Islam Memilih Calon Pasangan Hidup yang Tepat dan Berkah
5
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
6
DPR-Pemerintah Sepakati RUU Haji dan Umrah Dibawa ke Paripurna untuk Disahkan
Terkini
Lihat Semua