Warta

Bagi-bagi Apem di Tradisi Megengan Sambut Ramadhan

NU Online  ·  Sabtu, 22 Agustus 2009 | 00:16 WIB

Surabaya, NU Online
Sejumlah warga Kota Surabaya, Jawa Timur, menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan mengadakan ritual "megengan" atau tradisi selamatan jelang Ramadhan.

Sebagian di antara warga ada yang melakukan "megengan" dengan membagi-bagikan penganan kepada sanak saudara, tetangga, dan kerabat. Namun sebagian lagi ada yang mengundang kerabat dekat dan tetangga ke rumahnya, untuk membaca doa bersama yang diakhiri dengan santap bersama.<>

Ritual "megengan" itu biasanya dilakukan warga sepekan hingga sehari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Di antara jenis penganan yang biasa disajikan dalam ritual tersebut adalah apem, pisang raja, dan nasi kuning lengkap dengan aneka lalapan.

Apem

Menurut Imran, warga Semampir, Surabaya, apem tidak bisa lepas dari tradisi "megengan" itu. Apem adalah jenis makanan dari tepung beras yang dikukus.

"Dalam bahasa Arab apem itu berarti afwan (maaf). Wajar kalau seseorang hendak menjalankan ibadah puasa terlebih dulu meminta maaf dan ampunan, supaya amal ibadahnya diterima di sisi-Nya," katanya menjelaskan.

Sementara itu, penganan lainnya yang disajikan dalam tradisi tersebut hanya sebagai pelengkap. "Tidak mungkin kalau hanya menyuguhkan apem," katanya menambahkan.

Selain megengan, sebagian warga Surabaya melakukan ziarah ke makam leluhur dan tokoh agama berpengaruh menjelang bulan suci Ramadhan. Pada Jumat dini hari, makam Sunan Ampel, salah satu wali sanga, dijubeli ribuan peziarah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut keterangan Taufik, petugas pendataan tamu, jumlah peziarah yang mendatangi makam salah satu penyebar agama Islam di tanah Jawa itu rata-rata mencapai angka 5.000-7.000 per hari selama sepekan menjelang bulan puasa. (ant/mad)