Badan Wakaf Indonesia Gelar Simposium Wakaf Internasional
NU Online · Senin, 6 Juni 2011 | 08:23 WIB
Jakarta, NU Online
Badan Wakaf Indonesia (BWI) bekerjasama dengan Kuwait Awqaf Public Foundation (KAPF) dan Islamic Research and Training Institute a Member of Islamic Development Bank Group (IRTI - IDB) menggelar simposium wakaf internasional “Manajemen Wakaf Kontemporer di Dunia Islam”.
Acara ini digelar di Jakarta, 6-9 Juni di Jakarta dan diikuti 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Vietnam, Laos, Burma, Kamboja, Kuwait dan New Zealand.<>
Arif Zamhari, panitia acara menjelaskan, acara ini untuk sharing pengalaman antar nazhir (pengelola wakaf) se-Asia Tenggara dalam mengelola aset wakaf di negara masing-masing, meningkatkan kemampuan Nazhir dalam memenej dan menginvestasikan harta wakaf, memperdalam berbagai model pengembangan aset wakaf, serta berbagai aturan kontemporer dalam bidang menejemen dan investai wakaf.
Selain itu juga untuk menggali potensi wakaf di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan memanfaatkannya untuk kepentingan sosial-kemasyarakatan, keagamaan, dan kemajuan ilmu pengetahuan, dan mempererat hubungan dan memperkokoh kemitraan antar nazhir se-Asia Tenggara dalam rangka membangun hubungan antar kelembagaan dan kerjasama pengembangan wakaf.
Jumlah tanah wakaf di Indonesia saat ini mencapai 2.7 miliar meter persegi yang tersebar di 366.595 lokasi di seluruh Indonesia. Kini aset-aset wakaf tersebut dan juga para pengelolanya (nazhir) di bawah pengawasan dan pembinaan Badan Wakaf Indonesia (BWI). Ini baru barupa aset wakaf benda tidak bergerak. Belum harta wakaf yang berupa benda bergerak, seperti uang.
Sejumlah negara telah mengelola wakafnya dengan cukup maju. Malaysia, misalnya, ada Johor Corporation yang mengelola harta wakaf untuk diinvestasikan di berbagai sektor ekonomi. Begitupula di Singapura, Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) mempercayakan Waqaf Real Estate Singapore untuk mengelola aset wakaf secara produktif untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat.
Dalam konteks ini, BWI ingin mengatasi masalah yang dihadapi umat ini melalui pemberdayaan aset wakaf ke arah produktif melalui kerjasama antar nazhir se-Asia Tenggara. Karena itu, perlu adanya kemitraan antar institusi wakaf di negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk mengoptimalkan pengelolaan wakaf produktif untuk kesejahteraan umat dan membangun peradaban.
Penulis: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Cerpen: Tirakat yang Gagal
4
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua