Warta

AS Tolak Kemenangan Ahmadinejad

NU Online  ·  Ahad, 14 Juni 2009 | 03:01 WIB

Niagara Falls, NU Online
Kemenangan telak yang diraih presiden terpilih Mahmoud Ahmadinejad mendapat penolakan keras dari seteru abadinya AS yang menilai banyak tuduhan terjadinya kecurangan selama pemilu berlangsung pada Sabtu kemarin.

"Kami tengah mengamati situasi yang terjadi di Iran, namun kami, sebagaimana belahan dunia lainnya, sedang menunggu dan melihat apa yang rakyat Iran putuskan," terang Menlu AS Hillary Rodham Clinton dalam sebuah konferensi pers bersama Menlu Kanada Lawrence Cannon, Sabtu (13/6).

<>

Selang beberapa saat setelah Clinton berbicara, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan dua kalimat yang memuji adanya "perdebatan yang penuh semangat dan antusiasme hingga pemilu ini berlangsung, terutama di kalangan pemuda Iran," namun mengungkapkan keprihatinannya mengenai "laporan adanya berbagai pelanggaran" selama pemilu berlangsung.

Meski banyak protes muncul dari kubu reformis Mir Hossein Mousavi terhadap Ahmadinejad, namun para pejabat dan pakar menilai, andai pemilu itu dimenangi Mousavi, pemerintahan Iran berikutnya tentu akan lebih memberikan keuntungan kepada AS.

Mengingat kekuatan riil di Tehran masih dalam kendali pemimpin Ayatollah Ali Khomenei, sebagian pengamat mengatakan, terpilihnya kembali Ahmadinejad menjadi presiden Iran akan lebih mudah untuk membangun sebuah konsesnsus internasional terhadap Iran.

Ahmadinejad Minta Semua Pihak Hormati Hasil Pemilu

Komisi Pemilihan Umum Iran menyatakan Mahmoud Ahmadinejad terpilih kembali dengan perolehan 62,6 persen suara. Ahmadinejad pun meminta semua pihak menghormati hasil pemilu.

"Ini kemenangan hebat ketika propaganda yang difasilitasi dari luar Iran dan kadang-kadang di dalam Iran sendiri melawan rakyat," kata Ahmadinejad dalam pidatonya di televisi pemerintah, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikannya menyusul munculnya kelompok yang menolak hasil pemilu dan menuduh terjadi kecurangan. Mousavi, mantan perdana menteri Iran yang menjadi lawannya dalam pemilu kali ini menolak hasil pemilu.

Mousavi menuduh telah terjadi kecurangan dalam pemilu. Para pendukungnya turun ke jalan-jalan di Teheran memprotes hasil pemilu dan sempat terjadi kerusuhan.

Ahmadinejad sendiri mengkritik liputan media-media asing memicu kerusuhan pascapengumuman atas kemenangannya.

"Tekanan dan perang psikologis diorganisir untuk melawan rakyat Iran. Sejumlah media asing diorganisir melawan rakyat kami," katanya. (ap/reu/dar)