Antisipasi perceraian, Calon Pengantin harus Ikuti Kursus Pra Nikah
NU Online · Senin, 5 Desember 2011 | 10:18 WIB
Jakarta, NU Online
Jika dilihat dari data-data statistik, angka perceraian di Indonesia semakin mengerikan, sekitar 10 persen pernikahan berakhir dengan perceraian dan angka persentase ini akan terus meningkat jika tidak diantisipasi dan dicarikan solusinya.
Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar menyatakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah memberikan kursus pra nikah bagi calon pengantin. “Sekarang sifatnya masih sukarela, tetapi ada rencana untuk diregulasi. Nantinya calon pengantin baru bisa menikah setelah mendapat sertifikat kursus pra nikah,” katanya dalam acara penataran penyuluh pra nikah Muslimat NU DKI Jakarta di asrama haji Pondok Gede, Senin (5/12).
<>
Dalam hal ini, Muslimat NU merupakan ormas Islam pertama yang terlibat sosialisasi pentingnya kursus pra nikah ini dengan melibatkan para pengurus cabang dan ustadzah yang memang banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kementerian Agama, katanya, kewalahan dalam memberi mediasi terhadap orang-orang yang sedang dalam proses cerai ini. Karena itu, ia sangat antusias atas keterlibatan Muslimat NU dalam membantu mengatasi masalah ini. “Saya senang Muslimat NU proaktif melakukan pelatihan seperti ini,” paparnya.
Dari data yang dikumpulkan Kementerian Agama, 80 persen korban perceraian merupakan rumah tangga muda dengan usia perkawinan dibawah lima tahun. “Ini terjadi terutama di perkotaan, salah satunya karena pengaruh infotainment,” tandasnya.
Beberapa faktor penyebab perceraian diantaranya adalah faktor ekonomi, tidak lagi sefaham, suami poligami, perselingkuhan, cacat fisik, salah satu pasangan masuk penjara, menjadi TKW/TKI, beda jarak pendidikan, kawin beda agama, termasuk beda pilihan dalam Pilkada dan ¾ persen merupakan gugat cerai yang dilakukan istri.
“Sekarang situasinya memprihatinkan, ada persoalan sedikit saja sudah mengajukan gugatan cerai,’ tandasnya.
Perselingkuhan, menurut data yang dimilikinya, tak hanya didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi juga terdapat peningkatan perempuan yang selingkuh sehingga rumah tangganya berantakan.
Penulis: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua