Aliyah Maarif NU Blitar Terapkan Sistem Three in One
NU Online · Jumat, 27 Mei 2011 | 07:32 WIB
Blitar, NU Online
Madrasah Aliyah Ma’arif Udanawu Blitar terapkan sistem tree in one. Artinya siswa yang sekolah di lembaga pendidikan tersebut akan mendapatkan tiga keuntungan sekaligus. Pertama, paham agama Islam, bisa ketrampilan dan bisa pelajaran sesuai dengan kejuruan misalnya IPA atau IPS.
Karena menerapkan sistem itu, maka tidak heran kalau madrasah dibawah naungan NU itu sangat diminati warga sekitar. Setiap tahun tidak kurang dari 400 siswa diterima di madrasah yang berlokasi di Jl Raya Bakung Udanawu tersebut. Mereka datang dari daerah Blitar dan sekitarnya. Bahkan ada juga yang dari luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.<>
“Di Aliyah Ma’arif ini kami menerapkan sistem three in one. Agama, ketrampilan dan sesuai jurusan misalnya IPA dan IPS,’’ ujar direktur Madrasah Aliyah Ma’arif Udanawu Blitar, Drs H Ahmad Zamrodji MH.
Misalnya untuk pendidikan agama, selain dibimbing oleh guru agama, lanjut Zamrodi, siswa juga dibimbing para ulama dan kiai. “Untuk pendalaman agama kami melibatkan para masayich dan kiai pesantren. Meski Aliyah sudah punya pesantren sendiri yakni pesantren al-Ma’arif," ungkapnya.
Sedangkan untuk pendalaman ketrampilan, ungkap Zamrodji, pihak Aliyah menjalin kerjasama dengan Balai Latihan Ketrampilan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Timur. “Jadi lulusan disini selain menerima ijazah formal Aliyah. Juga menerima sertifikat siap kerja. Sehingga setelah tamat belajar disini anak-anak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sudah ada ketrampilan untuk bekerja. Mulai las, servis mesin, servis motor dan lainnya," tandas Zamrodji yang kini juga menjabat sebagai ketua MUI Kabupaten Blitar ini.
Sedangkan keuntungan ketiga, lanjut dia, para siswa juga mendapatkan pelajaran sesuai dengan jurusan misalnya IPA dan IPS. “Lulusan Aliyah Ma’arif tidak kalah bersaing dengan sekolah umum. Terbukti anak-anak banyak yang diterima di perguruan tinggi favorit. Misalnya UGM, Unibraw, ITS, Unair, USM, Unhas, IAIN dan lainnya," ungkapnya.
Contoh tahun lalu, lanjut dia 27 siswanya diterima di perguruan tinggi favorit. Bahkan melalui jalur bea siswa. “27 orang siswa itu masuk melalui jalur bidik misi dan prestasi. Sehingga setiap bulan selain mendapat bea siswa, mereka juga mendapat biaya hidup Rp 700-850 ribu per siswa," tambah Edi Basuki salah seorang pengajar di madrasah itu.
Tahun ini, tambah Basuki, dari beberapa perguruan tinggi yang sudah mengumumkan penerimaan, siswa Aliyah yang telah diterima ada 27 orang lagi. Mereka diterima di Unibraw Malang, UIN Malang, Unair Surabaya, Unesa Surabaya, ITS Surabaya dan Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.
“Semua diterima melalui jalur bidik misi dan prestasi. Kalau yang masuk melalui tes biasa 65 persen yang melanjutkan diterima di perguruan favorit," terangnya. "Alhamdulillah beberapa tahun ini selain siswanya terus bertambah. Tingkat kelulusaan siswa juga sangat bangus. Karena hampir setiap tahun siswa aliyah lulus 100 persen," ungkap dia.
Terkait dengan perkembangan dan jumlah peminat, saat ini sekolahnya sedang melakukan pengembangan pembangunan gedung sekolah. Karena lokasi sekolah sudah tidak mungkin bisa dikembangkan karena semua gedung sudah tingkat III maka harus dicarikan lokasi baru. "Alhamdulillah di sebelah selatan jalan disamping masjid ada tanah milik warga yang bisa dibebaskan. Kita tinggal mencarikan dana," terangnya
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Imam Kusnin
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua