Warta HALAQOH

Aktivitas Pertambangan Belum Sejahterakan Warga Sekitar

NU Online  ·  Kamis, 8 Juli 2010 | 20:39 WIB

Jombang, NU Online
Aktivitas pertambangan minyak bumi dan gas alam dinilai belum membawa kesejahteraan bagi rakyat di sekitar lokasi tambang. Kegiatan tambang migas justru dianggap dapat mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat. Demikian terungkap dalam Halaqoh “Membincang Eksplorasi Tambang Migas Dampak dan Manfaat bagi Masyarakat Jombang” di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Sabtu (3/7) lalu.

Menurut Bambang Catur Nusantara, Direktur Eksekutif Eksekutif Daerah (WALHI) Jawa Timur, aktifitas pertambangan seolah-olah akan mendatangkan banyak keuntungan bagi warga di daerah. Namun, berdasarkan fakta dari beberapa daerah yang menjadi area pertambangan, wilayah yang menjadi area eksplorasi migas justru sengsara. Mereka tetap miskin dan janji keuntungan melimpah atas eksplorasi migas tak pernah dirasakan.<>

“Sebut saja eksplorasi migas di Blok Cepu Bojonegoro, apa yang didapatkan masyarakat sana? Faktanya masyarakat di sana tetap miskin,” ungkap Catur. Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan jumlah keuntungan yang didapatkan dari hasil eksploitasi Sumberdaya Alam (SDA).

Selain Blok Cepu, eksplorasi migas di wilayah Kangean Madura juga tak banyak membantu kehidupan masyarakat setempat. Fakta lain, lanjut Catur, adalah terpuruknya warga Porong Sidoarjo akibat semburan lumpur Lapindo yang hingga kini tak kunjung berhenti. Belum lagi, kondisi masyarakat Papua yang tidak kunjung membaik meski di wilayah tersebut ada aktifitas pertambangan oleh PT Freepot.

“Dari fakta-fakta yang terjadi di daerah lain, kita bisa mengatakan bahwa industri tambang tidak akan membawa rakyat sejahtera,” ujar Catur.

Catur mengungkapkan, di awal kegiatan eksplorasi tambang, masyarakat di area pertambangan akan memperoleh banyak manfaat. “Jalan-jalan akan dibangun, beberapa fasilitas umum juga disediakan. Tetapi, apakah kita semua tahu bahwa dana yang digunakan adalah dana dari APBD? Itu bukan bagi hasil dari pertambangan, tetapi dari APBD kita,” lanjutnya.

Kesejahteraan Rakyat Tanggung Jawab Negara Disisi lain, Vasta C Choesin, Exsploration Public and Goverment Affairs Manager, PT Exxon mobil Indonesia (EMI) mengatakan, kesejahteraan rakyat di sekitar area pertambangan yang terabaikan bukan menjadi kewenangan perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan hanya melakukan eksplorasi migas dan hasilnya akan dibagi dengan negara.

Choesin mengungkapkan, selama melakukan aktifitas pertambangan di Indonesia, PT EMI menerima prosentase bagi hasil yang lebih kecil daripada pemerintah Indonesia. Dari kegiatan Eksplorasi Migas di Indonesia, Exxon Mobil menerima jatah keuntungan 15 persen, sedangan negara mendapatkan jatah 85 persen. “Prosentase (keuntungan) yang kami dapatkan justru lebih kecil daripada negara,” ujarnya.

Menanggapi protes atas pelaksanaan uji seismik di wilayah Jombang yang dilalukan oleh PT Sari Pari Gosains, kontraktor pelaksana yang ditunjuk oleh Exxon Mobil Indonesia untuk melakukan Survei Seismik di wilayah Blok Gunting (Mojokerto, Kediri, Jombang, Sidoarjo, Pasuruan dan Probolinggo), Vasta C Choesen mengatakan, proses uji seismik seharusnya tidak perlu memunculkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Uji seismik merupakan tahap paling awal dari proses eksplorasi migas.

Namun, kata Choesen, survei seismik yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus sesuai prosedur yang ditetapkan. “Kalau ada protes dari warga, kemungkinan ada prosedur yang tidak dilakukan kontraktor pelaksana di Jombang (PT Saripari Geosains) ini. Nah, kalau soal itu kami akan menyelidikinya.” ujarnya.

Choesen menambahkan, kelayakan pelaksanaan eksplorasi migas di blok gunting di wilayah Jombang, Mojokerto dan Nganjuk belum bisa dipastikan sebelum proses uji seismik selesai dilakukan. “Seismik itu tahap yang paling awal. Kita belum bisa memastikan apakah akan dilakukan eksplorasi migas di blok gunting ini atau tidak,” jelasnya.

Tolak Eksplorasi Migas

Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, Muhammad Masrur mengatakan, Survei Seismik memang merupakan langkah awal sebelum dilakukan kegiatan pertambangan. Namun, lanjut Masrur, perusahaan sekelas exxon mobil tidak mungkin melakukan gambling tanpa perhitungan matang.

Meski pihak pelaksana survei mengatakan belum ada jaminan bakal ada kegiatan eksplorasi migas di wilayah Jombang, namun, kata Masrur, warga Jombang perlu bersikap jeli menyikapi persoalan ini. “Apa kita yakin, perusahaan sekelas Exxon Mobil hanya akan melakukan survei seismik tanpa sebelumnya mengetahui berapa kandungan migas di blok gunting ini?” ujarnya.

Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Sumber Daya Alam Jombang Syadat Mahiri mengatakan, Survei Seismik merupakan pintu gerbang menuju Ekplorasi migas. Dia yakin, perusahaan sekelas Exxon Mobil tidak mungkin hanya sekedar melakukan gambling untuk mendapatkan hasil tambang di Blok Gunting.

Menyikapi dampak atas pelaksanaan eksplorasi minyak dan gas bumi, sejumlah organisasi masyarakat sipil Jombang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Sumber Daya Alam (AMP-sda) menolak kegiatan eksplorasi migas di wilayah Jombang.

AMP-sda menegaskan sikap berada dan bersama-sama dengan rakyat membela, melindungi dan memperjuangkan kepentingan rakyat terhadap sumberdaya kepemilikan dan sumber daya alam agar kesejahteraan dan kemakmuran sosial dapat dirasakan secara adil. “Biarkan rakyat dan bangsa ini berdiri tegak di atas kaki sendiri untuk mengelola kekayaan alamnya,” tandas AMP-sda dalam pernyataan sikapnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah Muhammad Hasyim, Ketua Lakpesdam NU Jombang mengingatkan bahwa forum halaqah tersebut bukan bertujuan untuk menghakimi Exxon, tetapi merupakan forum klarifikasi.

“ Forum ini bukan justifikasi, tetapi untuk mendapatkan utuh seperti apakah gambaran masalahnya. Ketika ada masalah ini perlu kita kupas , kenapa warga setempat menolak ketika ada perusahan yang melakukan survey,” katanya kepada NU Online, Kamis (8/7). (yus)