Warta

Akbar: Golkar Tak Tertutup Buat Hasyim Muzadi

NU Online  ·  Rabu, 10 Desember 2003 | 03:32 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum DPP Partai Golkar Ir Akbar Tanjung yang juga terpidana dalam kasus Buloggate itu menyatakan partainya tak tertutup buat Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Golkar.

"Untuk cawapres, kita belum ada, tapi masih mengelus-elus jago. Pak Hasyim sendiri sudah pernah kita tawari tapi menolak, tapi peluang pak Hasyim masih sangat terbuka," katanya seusai menghadiri Halal Bi Halal di kantor DPD Golkar Jatim, Selasa malam.

<>

Menurut Ketua DPR RI itu, Golkar sendiri masih akan menentukan cawapres setelah ada penetapan capres dalam akhir konvensi capres Golkar pada tahun depan, namun cawapres Golkar juga akan sangat ditentukan perolehan suara Golkar dalam Pemilu 2004.

"Kalau perolehan suara dalam Pemilu cukup signifikan, maka kami akan mencari partner wapres yang memiliki visi dan komitmen yang sama dalam mengatasi krisis. Jadi, perolehan suara dalam Pemilu itulah yang akan menentukan siapa cawapres Golkar," katanya.

Hingga saat ini, katanya, Golkar belum membicarakan cawapres secara rinci, namun dirinya tetap ada kontak secara pribadi dengan Hasyim Muzadi untuk silaturrahmi dan membahas tugas ke depan.

"Kami juga menjalin silaturrahmi dengan siapa pun, termasuk dengan Taufik Kiemas (suami Presiden Megawati) pada beberapa waktu lalu, apalagi baru saja ada masalah antara Golkar dengan PDI-P di Buleleng (Bali)," katanya.

Menanggapi tawaran Golkar itu, Ketua Umum PBNU KH Drs A Hasyim Muzadi saat dikonfirmasi seusai memberikan ceramah Halal Bi Halal menegaskan bahwa dirinya selaku Ketua Umum PBNU hadir dalam acara Golkar karena NU memang harus menjadi titik temu semua elemen bangsa.

"Kalau secara pribadi, soal tawaran itu harus ada hitung-hitungan (kalkulasi politik)-nya. Hitungannya adalah Indonesia mau dibawa kemana dan partisipasi apa yang dapat saya perankan. Selain itu, saya harus seizin institusi PBNU," katanya.

Menurut mantan Ketua PWNU Jatim itu, NU sudah berketetapan untuk tidak mencari tempat (kursi/kekuasaan), namun NU berkepentingan untuk mencari solusi guna keluar dari krisis.

"Saya juga tidak ditentukan pribadi, tapi sangat tergantung pada izin institusi agar tak menimbulkan keretakan NU dan bermanfaat secara efektif untuk masyarakat. Jadi, saya tak mungkin keluar dari NU tanpa seizin institusi," katanya.

Oleh karena itu, katanya, hitungan di luar dua pertimbangan itu tidak akan diperhatikan. "Hitungan selama ini ’kan cuma di koran, belum pernah ketemu. Kalau seperti itu saya tanggapi berarti saya ’ge-er’ (gede rumongso/berbesar hati)," katanya.

Dalam acara itu, kedatangan Hasyim Muzadi di tengah ratusan kader Golkar Jatim terlihat "disambut" dengan antusiasme, bahkan Akbar Tanjung menyatakan apresiasi atas kemampuan Golkar Jatim menghadirkan Hasyim Muzadi.(mkf)