Warta

IPNU Pamekasan Harapkan Pelajar SMP Lulus 100%

Pamekasan, NU OnlineIkatan Pelajar Nahdlatul Ulama Pemekasan turut prihatin atas ketidaklulusan tiga pelajar SMA di kabupaten Pamekasan yang menisbahkan dirinya sebagai kota pendidikan. Jajaran IPNU Pamekasan berharap kejadian seperti ini tidak terjadi pada pengumuman kelulusan ujian SMP dalam waktu dekat."Berikutnya tinggal 15.305 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat peserta UN menanti hasil. Semoga untuk tingkat SMP sederajat ini, kelulusannya mencapai seratus per sen," harap Ketua PC IPNU Pamekasan Moh Kurdi kepada NU Online, Senin (26/5).Menurut alumnus STAIN Pamekasan ini, kabupatennya itu sudah dinisbahkan sebagai Kabupaten Pendidikan oleh Kemendibud pada 2008 lalu. Sehingga, sangat naif bila sampai ada siswa yang tidak lulus UN.Kendati demikian, UN hakikatnya bukanlah tujuan utama dalam dunia pendidikan. Kurdi malah menyayangkan kecenderungan peserta didik, guru, dan pemerintah yang tampak menjunjung tinggi UN."Substansi pendidikan ialah memanusiakan manusia. Jika dengan hadirnya UN membuat kemanusiaan dalam diri anak didik terpasung lantaran tidak lulus, maka itu menjadi wujud lain gagalnya dunia pendidikan di negeri ini," kritiknya.Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pamekasan M Tarsun menegaskan, setelah pengumuman kelulusan UN tingkat SMA, selanjutnya pengumuman UN tingkat SMP akan dilaksanakan secara nasional pada 14 Juni.Pihaknya berharap kelulusan UN tingkat SMP bisa mencapai angka seratus per sen. Karena, target yang dicanangkan Pemkab Pamekasan untuk tingkat SMA sederajat, gagal terpenuhi. "Satu dari tiga pelajar yang tidak lulus mengalami gangguan psikologis akibat mengerjakan UN di dalam tahanan Lapas Narkotika Kelas II A Pamekasan, dan dua orang lainnya tidak memiliki nilai ujian sekolah," ungkapnya.Selain itu, pihaknya mengatakan bahwa sistem pengumuman kelulusan akan menerapkan strategi seperti yang dilakukan kepada siswa SMA beberapa hari lalu. Kelulusan siswa dinyatakan melalui surat yang dikirimkan ke wali murid masing-masing.Hal ini dimaksudkan agar tidak ada konvoi kelulusan dan corat-coret seperti yang terjadi pada tingkat SMA. "Mengantisipasi agar tidak ada siswa yang corat-coret seragam," pungkasnya. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Senin, 26 Mei 2014 | 10:03 WIB