Daerah

‘Dari Hari ke Hari’ Sajikan Sejarah dari Mata Anak Kecil

NU Online  ·  Ahad, 25 Mei 2014 | 23:03 WIB

Solo, NU Online
Kegiatan diskusi dan bedah buku novel Dari Hari ke Hari karya Mahbub Djunaidi di Pesantren Al-Muayyad Solo, Ahad (24/5), menghadirkan tiga narasumber, antara lain Syafawi Ahmad Khadafi, Heri Priyatmoko (Sejarawan Solo), dan Han Gagas (sastrawan).
<>
Diskusi novel diawali dengan pemaparan Khadafi Syafawi Ahmad, yang mengungkapkan kesannya terhadap karya sastra pendiri PMII dan mantan ketua PBNU ini. Menurutnya, sebuah pilihan cerdas ketika Mahbub Djunaidi memilih menggunakan sudut pandang orang pertama dalam menampilkan tokoh utamanya.

“Seorang anak-anak yang ‘kelihatannya’ polos, tapi punya kecerdasan berpikir seorang Mahbub Djunaidi dewasa,” terang Khadafi.

Itulah terlihat dari beberapa tulisan yang ada di dalam novel. Meskipun dengan narasi perspektif anak kecil, Mahbub tetap dapat memberikan informasi dan data-data yang valid dari perspektif orang dewasa.

Apa yang dikisahkan penulis dari sudut pandang anak kecil, juga merupakan sebuah simbol dalam pemaknaan sejarah. “Sejarah yang diceritakan dengan jujur tanpa frame kacamata kekuasaan yang berjaya saat itu, sejarah yang diceritakan dengan perspektif anak kecil yang polos serta murni dari kepentingan,” ungkapnya.

Dinikmati Berbagai Kalangan

Heri Priyatmoko, narasumber kedua, lebih banyak mengaitkan antara isi tulisan dengan unsur kesejarahan Solo di masa silam. Menurutnya hal tersebut menjadi nilai tersendiri, karena novel ini tidak hanya menarik bagi kalangan penyuka sastra, tetapi juga menarik bagi kalangan lain.

“Seperti saya yang menyukai sejarah Solo, novel ini juga bagus untuk mengetahui keadaan Solo di masa lampau, bagaimana dikisahkan ada Mambaul Ulum, Keraton dan sebagainya,” terang alumni sastra UNS itu.

Sedangkan Hans Gagas menyinggung sosok Mahbub Djunaidi sebagai seorang aktivis. Menurutnya warna dalam novel tersebut, sarat dengan nilai-nilai perjuangan.

Diskusi diakhiri dengan sesi tanya jawab. Sebagian peserta yang terdiri dari para santri Al-Muayyad dan anggota PMII UNS mendapatkan buku novel yang diberikan secara gratis. (Ajie Najmuddin/Mahbib)