Jakarta, NU Online
Pasukan AS hari Minggu membunuh 32 pejuang Syiah di sebuah kompleks masjid dan lokasi lain di kota Kufa, Irak, sementara koalisi meningkatkan serangan terhadap milisi yang setia pada pemimpin garis Syiah Moqtada Sadr.
Sebanyak 20 orang tewas di kompleks masjid setelah kendaraan-kendaraan lapis baja AS menghancurkan pintu gerbang dan menembaki milisi Syiah, kata saksi mata. Noda darah, selongsong peluru dan bekas roda tank terlihat di lokasi bentrokan.Pertempuran sengit di kota Irak tengah itu, tempat Sadr menyampaikan khutbah Jumat, terjadi ketika koalisi berjanji membasmi milisi yang setia pada pemimpin Syiah tersebut.
<>Namun di Karbala, sebelah utara daerah itu, kehidupan berjalan normal lagi setelah milisi Tentara Mehdi kubu Sadr dan pasukan koalisi menarik diri dari pusat kota tersebut sesudah pertempuran beberapa pekan. Meski tidak ada orang bersenjata di Karbala, Minggu, koalisi pimpinan AS di Irak memperkirakan akan ada gelombang kekerasan di Irak menjelang penyerahan kedaulatan kepada pemerintah sementara Irak pada 30 Juni.
Sabtu, seorang wakil menteri dalam negeri cedera dan tiga polisi tewas dalam serangan bom mobil di Baghdad yang juga menewaskan seorang wanita tak dikenal dan orang yang diduga sebagai penyerang. Ledakan itu merupakan yang terakhir dari pekan pertumpahan darah yang dimulai Senin dengan pembunuhan Ezzedine Salim, pemimpin Dewan Pemerintah Irak yang dibentuk AS.
Militer menyalahkan serangan-serangan anti-koalisi pada milisi Sadr, mantan anggota rejim Irak, pejuang asing dan "teroris" lain. Mereka mengatakan, korban yang tewas di Kufa pada Minggu adalah anggota Tentara Mehdi, yang terlibat dalam pertempuran sengit sebulan dengan pasukan AS di daerah yang berdekatan, Najaf dan Karbala, dua kota suci Syiah.
Satu satuan tugas Divisi Lapis Baja I Angkatan Darat AS dan pasukan keamanan Irak diserang tembakan oleh gerilyawan di sejumlah lokasi di Kufa, kata militer. "Satuan tugas itu dan pasukan keamanan Irak melepaskan tembakan balasan, menewaskan 32 penyerang," kata divisi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan itu, pasukan Irak menemukan sejumlah senjata, termasuk granat roket, di dalam masjid tersebut. Namun, pasukan AS menekankan bahw mereka tidak memasuki masjid itu, suatu tindakan yang bisa semakin mengobarkan sentimen anti-koalisi di kalangan penduduk Syiah. "Kami tidak memiliki niat untuk memasuki masjid," kata Mayjen Martin Dempsey, panglima Divisi Lapis Baja I.
Meski demikian, ia menekankan, pasukan keamanan Irak bisa saja memasuki tempat-tempat suci jika diperlukan -- menunjuk pada milisi yang menggunakan tempat-tempat suci sebagai posisi pertempuran. (atr/AFP/cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua