Sirah Nabawiyah

Fatimah Al-Fihri, Perintis Universitas di Dunia Islam

Rab, 10 Maret 2021 | 08:00 WIB

Fatimah Al-Fihri, Perintis Universitas di Dunia Islam

Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri ini adalah Universitas Al-Qarawiyyin (859 M) yang terletak di kota Fes Maroko.

Seiring perkembangan zaman yang canggih dan modern, generasi muda tidak boleh melupakan sejarah penting tentang Tokoh Pembangun Peradaban khususnya dalam bidang pendidikan yaitu Fatimah Al-Fihri. Perempuan hebat yang semangat menjadi duta kebaikan dari Kairouan Tunisia ini wajib kita pelajari dan teladani perjalanan hidupnya sehingga ia harus menjadi idola utama generasi muda zaman sekarang. Maka tatkala generasi muda ditanya tentang idola yang harus diteladani, Fatimah Al-Fihri layak menjadi jawaban. 


Fatimah binti Muhammad Al-Fihri Al-Qurayshi adalah tokoh perempuan Islam yang mendirikan Universitas pertama di Maroko sekaligus menjadi Universitas kedua tertua di dunia setelah Universitas Az Zaitunah Tunisia (737 M). Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri ini adalah Universitas Al-Qarawiyyin (859 M) yang terletak di kota Fes Maroko.


Fatimah Al-Fihri adalah seorang perempuan asal Kairouan Tunisia yang hijrah ke kota Fes, Maroko. Ia dan keluarganya termasuk imigran dari Tunisia yang pada saat itu Kairouan Tunisia sedang dilanda pemberontakan. Sehingga sekitar 2000 keluarga dari kota Kairouan, salah satunya adalah keluarga Al-Fihri, keluar dari kota suci Kairouan Tunisia untuk berhijrah.


Kisah keteladan Fatimah Al-Fihri akan tetap dikenang sepanjang masa. Cerita nyata tentang kedermawanan, kesahajaan, semangat menebar manfaat dan komitmen melaksanakan ajaran-ajaran agama akan selalu diingat, persis seperti keyakinannya soal sedekah jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meski hayat tak lagi dikandung badan.


Fatimah Al-Fihri memutuskan mewakafkan sebagian besar harta warisannya yang ia terima dari almarhum ayahnya, yaitu Muhammad Al-Fihri untuk mendirikan Masjid Al-Qarawiyyin. Sebuah masjid yang kelak menjadi cikal bakal berdirinya universitas pertama di Maroko dan menjadi gerbang pendidikan dunia. Fatimah Al-Fihri menggunakan hartanya untuk mendirikan lembaga pendidikan besar yang saat ini kita kenal dengan Al-Qarawiyyin University, Fes, Maroko.


Fatimah Al-Fihri hijrah dari kota Kairouan Tunisia ke Maroko. Setelah sampai di kota Fes Maroko, Fatimah dan keluarganya sukses berdagang dan menjadi salah satu pebisnis ternama. Akan tetapi agama merupakan roh utama di keluarga besar Fihri. Meski terkenal kaya, mereka tak anti sosial dan tetap dermawan. Sering kali menggelar kegiatan amal atau bakti sosial dengan melibatkan para dhuafa dan fakir miskin.


Sampai akhirnya, atas dasar kecerdasan pikiran dan kejernihan hati Fatimah Al-Fihri, ia pun membangun Universitas Al-Qarawiyyin Maroko yang berdiri pada tahun 859 M. Konon, dari dasar batu pertama Fatimah Al-Fihri melakukan ibadah puasa setiap hari selama proses pembangunan itu berlangsung. Seluruh biaya pembangunan itu berasal dari kantong pribadinya. Bahkan, ia tak ingin mengambil material apa pun yang diambil dari orang lain.


Sejak itulah, Al-Qarawiyyin mengundang ketertarikan para sarjana dan cendekiawan di berbagai penjuru dunia. Kajian ilmu sering berlangsung di sana. Penuntut ilmu pun berdatangan dari penjuru Maroko, negara-negara Arab, Eropa, Amerika bahkan penjuru dunia lainnya. Dalam waktu yang singkat, Fes mampu bersanding sejajar dengan pusat ilmu pada masa itu, yaitu Cordoba dan Baghdad.


Al-Qarawiyyin Maroko yang didirikan oleh Farimah Al-Fihri ini menjadi inspirator dalam dunia pendidikan, sehingga di kemudian hari lahirlah Al-Azhar University di Kairo Mesir, Harvard University Amerika Serikat, Oxford University Inggris, Cambridge University, Bologna University di Italy, kemudian Paris University di Prancis pada abad ke-12 M. Sumbangsih monumental Fatimah Al-Fihri terhadap dunia Islam, yakni pendirian Al-Qarawiyyin tidak akan pernah terlupakan. Berkat ketulusan dan keikhlasannya Fatimah Al-Fihri menjadi influencer pada masa itu.


Mengapa Fatimah Al-Fihri melakukan ini? Karena Fatimah Al-Fihri ingin harta ayahnya bermanfaat di dunia dan akan menjadi amal saleh yang tetap mengalir sampai akhirat kelak. Oleh karena itu Fatimah Al-Fihri berkarya dengan membangun Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko sehingga dari sanalah terlahir para pakar ilmu pengetahuan. Bukan hanya cendekiawan Muslim seperti Ibnu Khaldun yang belajar di sana, seorang Filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun) pun belajar di Al-Qarawiyyin yang didirikan oleh Fatimah Al-Fihri.


Fatimah Al Fihri meninggalkan warisan berharga bagi generasi Muslim di seluruh dunia. Hingga kini, nama Fatimah Al-Fihri tetap harum abadi nan kokoh, sekokoh masjid sekaligus Universitas Al-Qarawiyyin yang ia bangun. Banyak pelajaran yang wajib kita ambil dari Fatimah Al-Fihri di antaranya : 


1. Menggunakan harta kekayaan untuk amal sholeh yang bermanfaat didunia untuk semua orang dan bermanfaat di akhirat bagi dirinya. Karena sedekah jariyah yang dilakukan dengan ikhlas, pahalanya akan terus mengalir hingga akhirat. Ia meyakini bahwa harta akan habis, jabatan akan berakhir, nyawa pun akan hilang, sedangkan amal saleh akan tetap abadi hingga akhirat kelak. 


2. Memiliki visi, tujuan, impian yang besar dan berpikir jauh melampui ratusan tahun ke depan untuk mencetak generasi yang cerdas. Sehingga ia menghabiskan waktu hidupnya untuk membangun sesuatu yang bisa bermanfaat untuk banyak orang dan dengan jangka waktu yang abadi. Ia membangun tempat belajar, artinya akan terus lahir generasi manusia yang berilmu. Ia meyakini bahwa ilmu yang bermanfaat pahalanya akan terus mengalir hingga akhirat kelak. 


3. Menjadikan dunia sebagai ladang untuk menanam kebaikan, sehingga di akhirat kelak ia akan memanen kebaikan yang telah ia lakukan selama hidupnya di dunia. Tidak ada aktivitas yang ia lakukan di dunia kecuali untuk kebaikan yang dilakukan karena Allah dan untuk meraih rahmat serta ridha-Nya. Sampai saat ini nama Fatimah Al-Fihri selalu disebut dalam doa-doa para ulama dan pencari ilmu berkat keberkahan hidupnya.


Tiga pelajaran dari Fatimah Al-Fihri ini senada dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA: “Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.”


Sungguh dunia sangat merindukan penerus hebat sepertimu, wahai Fatimah Al Fihri Rohimahallah. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dan keteladanan Fatimah Al-Fihri serta dapat melanjutkan perjuangan dakwah Fatimah Al-Fihri untuk menjadi duta kebaikan, penebar manfaat, dan menjadi pecinta ilmu dengan semangat belajar.


Nata Sutisna, Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah, Tunisia.