Pustaka

Mengenal Mujiz Dalailul Khairat dari Kudus

Rab, 15 Agustus 2018 | 02:01 WIB

Bagi kalangan santri atau kaum pesantren, tirakat (riyadhah) sudah menjadi hal umum. Tirakat dilakukan sebagai ikhtiar bathiniyah, supaya jalannya dalam menuntut ilmu diberi kemudahan oleh Allah SWT.

Di Kabupaten Kudus, ada satu pesantren yang bahkan dikenal sebagai Pondok Riyadhah, yakni Pondok Bareng yang didirikan oleh KH Yasin. KH Yasin adalah satu dari kiai di Bareng yang mula-mula mengembangkan pondok pesantren di kawasan Kecamatan Jekulo, Kudus.

Di balik sukses KH Yasin mengembangkan pondok pesantren, ada dua sosok lain yang sangat berjasa mendukungnya dalam membangun dan mengembangkan Pondok Bareng, yaitu KH Sanusi (Mbah Sanusi) yang tak lain adalah guru dari KH Yasin serta KH Yasir, sang ayah mertua.

KH Yasin yang memiliki nama kecil Soekandar, lahir di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sekitar tahun 1890-an. Ada yang mengatakan tempat kelahirannya adalah Desa Cebolek, dan ada yang mengatakan di Desa Kajen. (hal. 16).

Nama Yasin sendiri baru 'disandangnya' usai menunaikan ibdaha haji di Haramain. Ayahnya adalah Tasmin, yang setelah menunaikan ibdah haji berganti nama menjadi Haji Amin. Sedang ibunya bernama Nyai Salamah.

Sekitar usia enam tahun, ayahanda Soekandar meninggal dunia di Makkah saat menunaikan ibdaha haji. Soekandar pun kemudian diasuh oleh Kiai Abdussalam yang merupakan ayahanda dari para kiai besar keturunan KH Mutamakkin di Kajen. Putra-putra Kiai Abdussalam yaitu Kiai Mahfudz, Kiai Abdullah Salam dan Kiai Ali Mukhtar. (hal. 28)

Soekandar pun tumbuh menjadi pribadi dengan pendidikan agama yang baik di bawah asuhan Kiai Abdussalam. Antara lain mengaji al-Quran, Nahwu-Sharf, Fikih, Tauhid, Tafsir, Hadits, dan lain sebagainya. (hal. 29)

Selain kepada Kiai Abdussalam, Soekandar juga belajar kepada para ulama Nusantara berpengaruh, yakni KH. Kholil Bangkalan, Kiai Nawawi Noer Hasan Sidogiri, Kiai Sholeh Darat, Kiai Amir Idris Pekalongan, Kiai Khalil Harus Kasingan dan Kiai Idris Jamsaren.

Dan kepada Kiai Sanusi, Soekandar atau Kiai Yasin belajar ilmu rabbaniyah, kesufian atau jalan mendekatkan diri kepada Allah. Kiai Sanusi sendiri merupakan mursyid Tarekat Naqsabandiyah, yang sanad keilmuannya bersambung degan Syaikh Bahauddin al-Naqsabandi.

Dan Pondok Bareng yang didirkan oleh KH Yasin, dikenal masyarakat luas terkait dengan persebaran ijazah Dalailul Khairat. Pondok Bareng pun kemudian dikenal sebagai pondok riyadhoh.

Santri yang menjalani riyadhoh Dalailul Khairat meyakini akan keberkahannya, terlebih Dalailul Khairat karya Syaikh Abu Abdillah bin Sulaiman Al-Jazuli Al-Simlali Al-Syarif A-Hasani tak lain adalah sebuah wirid yang berisi shalawat yang mengagungkan Baginda Nabi Muhammad Saw. (hal. 93 – 94)

Dari Pondok Bareng yang didirikan dan diasuh KH Yasin itu, berhasil 'mencetak' para santri yang menjadi kiai-kiai berpengaruh yang sangat dikenal masyarakat, antara lain Kiai Hambali, Kiai Makmun, Kiai Ahmad Basyir dan Kiai Hanafi (Kudus); Kiai Muhammadun (Pondowan, Pati), Kiai Muhammad Zen (Cebolek, Pati); Habib Muhsin (Pemalang); dan Kiai Shaleh (Sayung, Demak). (hal. 67)

Ingin tahu lebih banyak tentang KH Yasin Bareng? Silakan pembaca simak lembar demi lembar buku ''KH. Yasin Bareng: Sang Mujiz Dalailul Khairat dari Nusantara'' karya Amirul Ulum.

Peresensi adalah Rosidi, Guru MANU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan Koordinator Gubug Literasi Tansaro

Identitas buku:
Judul Buku: KH Yasin Bareng: Sang Mujiz Dalailul Khairat dari Nusantara
Penulis: Amirul Ulum
Pengantar: KH. Muhammad Mujib
Penerbit: Global Press, Yogyakarta
Cetakan: I, Maret 2018
Halaman: 116 + xviii