Pesantren PONDOK TREMAS

Aneka Lomba Iringi Peringatan Maulid dan Haul Pengasuh

Jum, 31 Januari 2014 | 01:00 WIB

Pacitan, NU Online
Ribuan santri dan masyarakat menghadiri puncak acara peringatan haul ke-16 salah satu pengasuh, Almahgurlah KH Habib Dimyathi, dan pengajian akbar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Rabu Malam(29/01).
<>
Rangkaian kegiatan Haul dan Haflah Maulid yang telah berlangsung sejak Sabtu siang (27/01) diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya Turnamen Bola Volly se-Pacitan, Lomba Praktik Ibadah, Lomba Exspo Hasta Karya Santri, Lomba Pencak Silat, Drama Islami dan Tradisi Ngipa.

Sementara itu, peringatan haul diisi dengan semaan Al-Qur'an oleh para santri, ziarah ke makam masyayikh di maqbaroh Gunung Lembu dan pembacaan tahlil akbar bersama santri, alumni dan masyarakat.

Selain ribuan masyarakat sekitar, kegiatan ini juga dihadiri para alumni dari berbagai periode dan wali santri dari berbagai daerah di Indonesia. Sehingga semakin menambah semarak acara yang berlangsung sekali dalam setahun itu.

Pengajian Akbar menutup rangkaian Puncak acara Haul KH.Habib Dimyathi ke-16 dan Haflah Maulid Nabi Muhammad SAW. Panitia menghadirkan penceramah dari Solo, Jawa Tengah, KH. Abdul Karim Ahmad, pengasuh Pesantren Al-Qur'any Mangkuyudan dan pimpinan majelis Jamah Muji Rasul (Jamuro).

KH. Fuad Habib Dimyathi, Pengasuh Pondok Tremas dalam sambutanya menyampaikan bahwa kecintaan (mahabbah) kita kepada Nabi diwujudkan dengan kehadiran kita di majelis peringatan maulid. Mahabbah ini dapat mengantarkan seseorang berjumpa dan bersama Rasulullah SAW, sebagaimana pernyataan, antum ma’a man ahbabtum (kalian bersama orang yang kalian cintai).

“Suatu hal yang luar biasa ketika kita bisa bersama Rasulullah karena ketika Nabi  Adam, semua nabi, semua rasul sudah tidak ada lagi yang sanggup memberi pertolongan. Hanya Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang memberi kesanggupan  untuk memberi syafaat kepada kita,” ungkapnya.

Konsekuensi mencintai Nabi Muhammad SAW adalah meneladani beliau dalam setiap ucapan, tindakan, dan perilaku. Hal demikian sekaligus menunjukkan bahwa sang pecinta adalah umat yang berbakti kepada nabi dan Allah SWT

“Mudah mudahan kita semua, anak turun kita semua menjadi orang-orang yang mempunyai mahabbah, rasa cinta dan rasa sayang kepada baginda Nabi Muhammad SAW” harap beliau.

Sementara itu, Gus Karim dalam ceramahnya menyampaikan tentang keutamaan orang-orang yang dicintai olen Nabi Muhammad SAW. Menurut dia, orang yang selalu membaca shalawat adalah orang-orang yang sangat dirindukan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

“Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tengah mengadakan halaqah, tiba-tiba Nabi Muhammad SAW menangis, lalu para sahabat bertanya kepada Nabi, ‘Yaa Nabi, kenapa engkau menangis. Lalu Nabi menjawab, ‘Aku menagis karena merindukan orang-orang yang mencintaiku. Shabat bertanya kembali, ‘Apakah kami ini tidak termasuk orang yang engkau rindukan? Nabi Muhammad SAW menjawab, ‘Man amana bii walam yaranii, aku merindukan orang-orang yang tidak pernah berjumpa kepadaku namun mereka percaya dan mereka mencintaiku.”

Orang yang selalu membaca shalawat, lanjur Gus Karim, hidupnya akan selalu merasa tenang dan tentram karena shalawat adalah sebagai obat bagi hati yang tengah gundah. (Zaenal Faizin/Mahbib)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua