Nasional HAJI 2025

Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang

NU Online  ·  Senin, 19 Mei 2025 | 11:00 WIB

Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang

Levina Istiazah (18) jamaah haji termuda yang berasal dari embarkasi Solo (SOC). (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Di antara ribuan jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan tahun ini, Levina Istiazah menjadi sorotan lantaran umurnya yang masih muda. Pada usia 18 tahun, Levina tercatat sebagai jamaah haji termuda asal Jawa Tengah. Ia menggantikan porsi sang ibunda yang berpulang pada 2021.


“Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk melihat Ka’bah secara langsung, menghadap kiblat yang selama ini kita tuju dalam setiap salat,” kata Levina kepada NU Online, Sabtu (17/5/2025).


Vina, sapaan akrabnya, berangkat sebagai jamaah haji dari embarkasi Solo (SOC). Tergabung dalam Kloter 15 yang terbang ke Tanah Suci pada Senin, 5 Mei 2025, pukul 12.00 WIB. Ia dan ayahnya sempat menunggu 24 jam di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, sebelum akhirnya berangkat menunaikan rukun Islam kelima.


Menurut Vina, kedua orang tuanya mendaftar haji pada 2012. Mendapat porsi keberangkatan pada 2025. Artinya, butuh 13 tahun masa penantian.


“Sejak mamah wafat, belum ada pikiran langsung untuk menggantikan beliau,” ujarnya.


Mahasantri semester dua Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat ini mengaku harus cuti kuliah selama satu semester demi bisa mengikuti seluruh rangkaian manasik haji.


“Saat ini saya tercatat sebagai mahasantri takhassus di STIBA Ar-Rayah, kampus berbasis pesantren di Sukabumi Jawa Barat. Tapi karena mau haji ya cuti dulu,” kata dara kelahiran Tegal, 7 November 2006 ini bersemangat.


Sebelum kuliah, Vina merupakan lulusan Pesantren Daarul Atqiyaa, Kertayasa, Kramat, Kabupaten Tegal. Di pondok tahfidz itu, ia berhasil menghafal Al-Qur’an hingga 15 juz. Sosoknya yang ramah dan periang ini dikenal aktif dan gemar mencoba sesuatu yang baru.


“Kadang saya suka membaca sejarah Islam, kadang juga berkreasi tentang hal-hal baru seperti memasak ala-ala gitu. Netral saja hobi saya,” kata Vina seraya tersenyum.

 


Bukan perjalanan biasa

Bagi Vina, haji bukan sekadar perjalanan biasa. Haji merupakan perjalanan spiritual. Haji adalah panggilan Allah. Ini undangan khusus dari Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.


“Setiap Muslim yang merespons panggilan ini sadar bahwa ini bukan hanya ritual. Akan tetapi juga bentuk kehendak-Nya untuk memperbaiki diri, memperbarui iman, dan mendalami makna hidup,” tuturnya penuh haru.


Vina percaya bahwa panggilan haji tidak hanya bergantung pada kesiapan fisik atau finansial.


“Jika belum dipanggil Allah, sehebat apapun usaha seseorang, ia tidak akan sampai ke Baitullah. Tapi kalau Allah sudah mengundang, jalan itu pasti ada,” ujarnya berfilosofi.


“Saya bisa berangkat karena mamah saya, meski seharusnya beliau yang berada di posisi saya sekarang,” sambung anak kedua dari tiga bersaudara ini mengenang sang ibunda.


Saat ditanya tentang pesan bagi generasi muda, Vina menyampaikan harapan mendalam. Ia menyemangati generasi muda untuk segera mendaftar haji karena masa tunggunya sampai puluhan tahun.


“Segeralah mendaftar haji. Sebab, antreannya bisa puluhan tahun. Ketika muda, tubuh masih kuat untuk menjalankan semua rukun dan sunnah haji secara sempurna. Ini bukan hanya ibadah fisik, tapi juga pematangan kepribadian dan spiritualitas,” tuturnya.


Levina Istiazah adalah bukti nyata bahwa panggilan suci ke Tanah Haram bisa datang kepada siapa saja, kapan saja, bahkan di usia yang belum genap dua dekade. Sebuah inspirasi bagi kaum muda generasi milenial dan Gen-Z untuk tidak menunda-nunda dalam menjawab panggilan-Nya.


Sebelumnya, video pendek tentang Vina viral di media sosial seperti TikTok dan YouTube Kemenag Jateng. Hingga tiga hari tayang, video tersebut disukai ribuan warganet, dikomentari, dan dibagikan ratusan akun.


“Saya kaget dan nggak nyangka,” pungkas Vina.