Pendidikan Islam

STAIMA Cirebon Jembatani Keinginan Santri Berpendidikan Tinggi

Sel, 18 Februari 2020 | 00:30 WIB

STAIMA Cirebon Jembatani Keinginan Santri Berpendidikan Tinggi

Pimpinan STAIMA Cirebon saat prosesi wisuda. (Foto: NU Online/Imam Kusnin A)

Cirebon, NU Online           
Saat ini kian banyak pesantren yang memiliki perguruan tinggi. Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly (STAIMA) Cirebon, Jawa Barat adalah salah satunya. 
 
“Eksistensi STAIMA Cirebon yang merupakan perguruan tinggi berbasis pesantren hadir untuk memenuhi akses santri dan masyarakat pada pendidikan tinggi,” kata Syarif Abu Bakar Ketua STAIMA Cirebon saat wisuda sarjana ke-15, Senin (17/2).
 
Syarif Abu Bakar menjelaskan bahwa STAIMA Cirebon merupakan kampus yang masih kuat mempertahankan tradisi pesantren, pengkajian kitab salaf sebagai kurikulum lokal dan perilaku adab serta akhlak. 
 
“Kurikulum humanisme dan anti radikalisme dikembangkan dalam fiqih pesantren,” kata Abu Bakar.
 
Habib Syarif Abu Bakar menyampaikan rasa bangga perguruan tinggi yang dipimpinnya mulai menjadi tempat berlabuh para santri untuk mendalami ilmu agama Islam atau islamic studies
 
“Suka dan duka telah kami lalui mendirikan STAI berbasis pesantren. Berkat dukungan para sesepuh, ulama dan akademisi kami bisa eksis,” kata Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor tersebut.
 
Di hadapan para wisudawan dan wali wisudawan, Habib Syarif Abu Bakar menegaskan bahwa STAIMA berencana akan berubah status menjadi Institut Agama Islam Ma’had Aly. 
 
“Kami mohon dukungan dan bantuan dari Kementerian Agama RI, Bupati Cirebon, Ketua DPRD dan juga seluruh masyarakat,” pintanya.
 
Ruchman Basori Kasubdit Sarana-Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI mengatakan pada hakikatnya tidak ada lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang menganggur. 
 
“Silakan amati dengan saksama, tidak ada sarjana PTKI menganggur. Mereka berkhidmah di hampir semua sektor kehidupan terutama keagamaan dan kemasyarakatan,” tegas Ruchman.
 
Alumni UIN Walisongo ini menegaskan tugas pendidikan adalah menciptakan profil lulusan yang siap menerima tugas-tugas kehidupan, bukan semata menyiapkan tenaga kerja. 
 
“Saya optimis alumni STAIMA Cirebon dapat berperan denga baik menjadi pemikir,  penggerak dan pendamping masyarakat,” katanya.
 
Imaron Rosyadi selaku Bupati Cirebon berharap agar lulusan STAIMA dapat berpartisipasi pada pembangunan terutamanya untuk menekan angka kemiskinan dan meningkatkan mutu pendidikan.
 
“Anda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan. Saya dan tentu orang tua anda bangga akan hal itu,” kata alumni UIN Bandung tersebut.
 
Kampus ini telah mewisuda 113 mahasiswa yang berasal dari 25 orang Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan 88 orang dari Pendidikan Agama Islam (PAI). Wisudawan terbaik diraih Rofiqoh dari Tarbyah/PAI dengan IPK 3,77 dan Nur Fathonah Syariah/HESY dengan IPK 3,57.
 
Proses wisuda dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Cirebon HM Luthfi, Ramdani selaku Kopertais Jawa Barat dan Banten, Ketua Yayasan Mahrus Ali, Dodo Mustahid IAI Bunga Bangsa, sejumlah ulama dan pimpinan kampus lain.
 
 
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi