Kebon Jambu Cirebon, Perwujudan Kesetaraan di Dunia Pesantren
Sen, 27 Januari 2020 | 04:15 WIB
Para peserta disambut dengan bacaan ayat suci Al-Qur'an yang dilantunkan oleh salah seorang santriwati.
Nyai Masriyah Amva, selaku pimpinan pesantren menceritakan bahwa dahulunya, saat dipimpin suaminya, pesantren ini sangat patriarki.
Ketika suami Masriyah meninggal, pesantren ini sempat ditinggal para santrinya. Hal tersebut membuat Masriyah merasa kecewa. Kenapa perempuan begitu direndahkan? Kenapa pesantren hanya dipimpin lelaki, pikirnya.
Melalui perenungan yang mendalam dari kekecewaannya sekaligus kedudukan perempuan di pesantren, ia mulai bangkit. Masriyah mengangkat Tuhan langsung sebagai 'pasangan' dan 'pemimpinnya'. Bukan lagi pada suami, bukan lagi pada lelaki.
Hal ini membuat Pesantren Kebon Jambu menarik perhatian banyak kalangan. Dikunjungi berbagai macam lapisan masyarakat, dari rakyat biasa, artis, ulama, aktivis hingga pejabat publik. Pengunjung dari dalam dan luar negeri. "Dukungan terus mengalir tiada henti, kepada saya, kepada Pesantren Kebon Jambu," pungkasnya.
Terpopuler
1
Penjelasan Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan, Tepat pada Lailatul Qadar?
2
Khutbah Jumat: Ramadhan Momentum Lestarikan Lingkungan
3
Hukum Jamaah dengan Imam yang Tidak Fashih Bacaan Fatihahnya
4
Kisah Unik Dakwah Gus Mus di Pusat Bramacorah hingga Kawasan Lokalisasi
5
Jangan Keliru, Ini Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
6
194.744 Calon Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji, Masih Ada Sisa Kuota Haji 2024
Terkini
Lihat Semua