Pendidikan Islam MINU WALISONGO SUMBERREJO

Sekolah Unggulan yang Berorientasi Praktik

NU Online  ·  Senin, 23 November 2015 | 03:00 WIB

Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama (MINU) Walisongo Sumberrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, baru melaksanakan akreditasi pertama awal bulan September 2015 ini. Hasilnya memuaskan, pihak madrasah panen pujian dari segi pembelajaran, sarana-prasarana, hingga kemampuannya memiliki usaha sendiri. <>

Akreditasi dilaksanakan oleh Tim Assesor dari BAN SM (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah) yang diwakili dari Petugas Unit Pelaksana Akreditasi Kabupaten Bojonegoro. Pihak assesor meninjau kemampuan MINU Walisongo dari berbagai aspek mulai standar isi, standar proses sampai dengan standar yang terakhir yaitu standar penilaian.

MINU yang berdiri tahun 2008 ini berada di bawah naungan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul ulama (MWCNU) Kecamatan Sumberrejo. MINU Walisongo berusaha untuk menjadi sekolah berkarakter dan menjadi lembaga pendidikan unggulan di wilayahnya. Dimulai dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik sehingga bisa memberikan pendidikan yang berguna bagi peserta didik.

Selang beberapa tahun, MINU Walisongo dipilih langsung oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Bojonegoro sebagai madrasah unggulan tingkat dasar. Pembelajaran setiap hari di madrasah ini menggunakan model pembelajaran secara bilingual dengan menanamkan karakter NU sejak dini. Harapannya, bisa menciptakan manusia yang memiliki karakter tasamuh, tawasuth dan i’tidal, tawazun serta amar ma’ruf nahi munkar.

Pembelajaran Lapangan

Setiap hari, pendidikan di MINU Walisongo masuk dari pukul 06.45 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Pengajaran yang dilakukan di MINU Walisongo tidak sekadar teori, para siswa juga langsung diminta praktik apa yang diajarkan, selain itu mereka juga dibekali pula dengan pembelajaran bermasyarakat sejak dini dengan sistem praktik miniatur kehidupan melalui pembelajaran kontekstual.

Sebagai bagian pembelajaran yang tidak sekadar teori, para siswa MINU Walisongo pernah mengadakan praktik proses pembuatan air mineral serta penyaringan hingga layak dikonsumsi. Guru mata pelajaran (Mapel) ilmu pengetahuan alam (IPA) mengajak anak-anak didiknya praktik langsung penyaringan air dari mata air tanah. Anak-anak pun sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama kemudian diteruskan dengan mempersiapkan keperluan dalam proses penjernihan air keruh menjadi air jernih yang layak minum. Dengan berbekal peralatan berupa botol air mineral ukuran 1 liter bekas, kapas, pasir, arang sisa pembakaran kayu juga sedotan dan gelas air mineral bekas dan lain-lain.

Tidak hanya larut dalam kegiatan praktik langsung, para siswa juga terlihat sabar mengerjakan tahap demi tahap proses pembuatan air keruh menjadi jernih dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses praktikum. Praktik ini sekaligus menjawab rasa keingintahuan anak didik bahwa air keruh bisa kembali jernih jika melewati tahap-tahap yang benar, selain itu ternyata mendapatkan air jernih tidak sesulit yang dibayangkan.

Para siswa juga diajarkan bagaimana praktik bermasyarakat sejak dini. Salah satunya dengan melaksanakan studi lapangan dan kunjungan ke beberapa lembaga di Bojonegoro. Di antaranya, Kantor Pos, Kantor Palang Merah Indonesia (PMI), Kantor Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB), Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Di kantor Pos mereka diajari tentang berkirim kartu pos juga macam-macam pelayanan kantor pos, kemudian ke PMI dikenalkan wawasan tentang pentingnya kepedulian dengan sesama walaupun hanya dengan setetes darah, kemudian dilanjutkan di Kantor FKUB. Di FKUB mereka diajak untuk memahami arti hidup yang "rukun, guyub, damai" yaitu kehidupan yang dibangun atas pondasi keyakinan masing-masing agama secara berdampingan tanpa membeda-bedakan, karena sejatinya perbedaan itu karunia sepanjang masa. Harapannya, mereka nanti tidak kaget dan tidak protes ketika tumbuh dewasa dan ada beraneka ragam budaya, agama serta berbagai ras yang ada.

Untuk mendidik karakter siswa, pihak madrasah memiliki program khusus bertajuk pendidikan dan pelatihan (Diklat) Tim Karakter. Kegiatan Diklat Karakter merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yang bernaung di bawah LP Ma’arif Kecamatan Sumberrejo tersebut. Peserta diambil dari siswa-siswi kelas I-VI yang diberi materi tentang organisasi serta kepemimpinan.

Pelatihan yang dilaksanakan mirip LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) yang diselenggarakan di banyak sekolah menengah/atas. Materi yang diberikan pun berkaitan dengan kepemimpinan dan keorganisasian, dan tidak lupa pelatihan tentang karakter. Pembinaan karakter dengan pelaksanaan diklat ini sudah dimulai sejak tahun 2011 yang semenjak itu menjadi kegiatan rutin tahunan.

Diharapkan, pembiasaan yang diterapkan oleh sekolah akan berdampak erat bagi karakter peserta didik. Hal inilah yang mendasari mengapa perlu dibentuk sebuah tim yang memantau, mencatat dan menyampaikan hasilnya setiap bulan sekali kepada seluruh warga Madrasah. Dengan cara ini semua hal yang berkaitan dengan karakter siswa siswi akan diketahui oleh segenap warga Madrasah baik orangtua atau siswa-siswi itu sendiri.

Selain itu pembentukan Tim Karakter ini juga bertujuan untuk mendidik anak-anak berorganisasi sejak dini. Hal ini diperlukan untuk mewadahi bakat dan minat mereka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak pada Diklat ini mulai salat berjamaah, bersalawat, shalat malam, olahraga, makan bersama, menerima materi keorganisasian dan kepemimpinan. (Red: Mahbib)

Terkait

Pendidikan Islam Lainnya

Lihat Semua