Parlemen

Wakil Ketua DPR: Sarbumusi Bisa Terlibat Hadapi Dampak Resesi Ekonomi

Sab, 26 September 2020 | 09:00 WIB

Wakil Ketua DPR: Sarbumusi Bisa Terlibat Hadapi Dampak Resesi Ekonomi

Wakil Ketua DPR RI H Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: FPKB)

Jakarta, NU Online

Konfederasi Serikat Buruh Muslim Indonesia (K-Sarbumusi) Nahdlatul Ulama diminta terlibat penuh hadapi tiga dampak resesi ekonomi yang sudah berada di depan mata. Tiga dampak tersebut antara lain angka pengangguran membesar, tingkat kesejahteraan menurun dan krisis sosial. 


Permintaan itu disampaikan langsung Wakil Ketua DPR RI H Abdul Muhaimin Iskandar saat menyampaikan sambutan di Harlah ke-65 tahun K-Sarbumusi NU yang digelar secara virtual, Jumat (25/9).


Kata dia, dari tiga dampak tersebut akan muncul masalah-masalah baru berkaitan dengan ancaman gizi, ancaman pangan dan segala hal yang mengakibatkan siklus produksi negara berkurang. 


“Di situ Sarbumusi teruji dan diuji untuk memberikan kontribusi nyata,” kata Wakil Ketua DPR RI yang biasa disapa Gus Ami ini. 


Di Harlahnya yang ke-65 tahun, Gus Ami berharap K-Sarbumusi NU mampu menjadi organisasi masyarakat yang bermanfaat untuk bangsa agama dan negara. Utamanya untuk warga NU yang ada di perusahaan menjadi seorang buruh.


Mereka, kata Gus Ami, merupakan tulang punggung keluarga dan tulang punggung ekonomi nasional. Tanpa kehadiran buruh mungkin perputaran ekonomi yang ada dari sektor usaha tidak akan berjalan. 


“Selamat berjuang, Dirgahayu Sarbumusi ke-65 tahun,” ucap Gus Ami yang juga didaulat sebagai Dewan Pembina K-Sarbumusi NU ini.


Pada harlah ke-65 tahun itu, selain Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskanddar, hadir pula Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj, Menteri Ketenagakerjaan RI Hj Ida Fauziah, Presiden K-Sarbumusi NU H Syaiful Bahri Ansori, Sekjen K-Sarbumusi Eko Darwanto dan ratusan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Sarbumusi NU. 


Sarbumusi lahir di Pabrik Gula Tulangan, Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 27 September 1955. Proses kelahiran Sarbumusi berawal dari Muktamar Partai Nahdlatul Ulama (NU) ke-20 di Surabaya Tahun 1954. Kelahiran Banom NU ini dilatarbelakangi oleh kepedulian NU kepada para buruh. 


Sejak kelahirannya, Sarbumusi berhasil mendapatkan sambutan positif dari kalangan buruh. Sekalipun berafiliasi pada kelompok politik Islam, dalam perkembangannya Sarbumusi tidak saja memperjuangkan kepentingan buruh Islam. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Fathoni Ahmad