Parlemen

Wakil Ketua DPR Harap Muktamar Pemikiran Dosen PMII Lahirkan Solusi bagi Bangsa

Rab, 7 April 2021 | 13:00 WIB

Wakil Ketua DPR Harap Muktamar Pemikiran Dosen PMII Lahirkan Solusi bagi Bangsa

Wakil Ketua DPR RI, H Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: dok. FPKB)

Jakarta, NU Online

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar berharap Muktamar Pemikiran Dosen Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melahirkan solusi bagi berbagai macam problematika bangsa dalam menyiapkan masa depan.


“Saya merasa optimis dengan muktamar pemikiran ini karena sangat berharap solusi penting bagi kehidupan masyarakat bagi kehidupan bangsa dan negara akan lahir dan muncul di muktamar pemikiran ini,” ujar politisi yang akrab disapa Gus Ami itu pada pembukaan Muktamar Pemikiran Dosen PMII di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/4).


Sebab, di tengah bangsa kita yang sedang mengalami kesulitan dan dunia yang sedang mengalami resesi total, baik ekonomi maupun berbagai sendi kehidupan, kehadiran Muktamar Pemikiran Dosen PMII ini menjadi pelepas dahaga keadaan. Pasalnya, kemunculan kegiatan ini tepat di tengah kita semua sedang mencari solusi yang tepat efektif.


Gus Ami menyebut bahwa kegiatan ini mengajak seluruh dosen yang berlatar belakang PMII untuk bersama-sama berpikir menggunakan berbagai kajian, teori, ilmu kampus dan luar kampus wabil khusus dosen IKA PMII untuk  bersama menggagas, mencari solusi, dan menyiapkan masa depan.


Ia secara pribadi mengaku menggantungkan berbagai kebijakannya sebagai pejabat publik kepada pemikir untuk menemukan jalan keluar terbaik untuk Indonesia di masa yang akan dating. “Sehingga kita bisa secara cepat mengatasi problem-problem sosial keagamaan, ekonomi, dan kebangsaan kita,” kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.


Di samping itu, Anggota Parlemen Pemilihan Jawa Timur VIII itu mengatakan bahwa tata kelola perguruan tinggi di Indonesia perlu dievaluasi kembali. Hal ini guna menyiapkan masa depan yang penuh tantangan.


“(Tata kelola perguran tinggi) mestinya harus kita evaluasi sekaligus reformulasi untuk menghadapi tantangan hari ini dan di masa yang akan datang,” ujarnya.


Ia menceritakan bahwa beberapa waktu yang lalu kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadim Makarim. Menurutnya, ia dan ‘Mas Menteri’ menemukan satu titik temu, yakni bagaimana proses belajar mengajar di perguruan tinggi ini tidak terlampau memakan waktu yang panjang.


“Termasuk Bagaimana separuh dari waktu yang selama ini ditempuh digunakan untuk meningkatkan kapasitas skill untuk menghadapi tantangan,” ujarnya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad