Parlemen

Waket DPR Sebut Solidaritas Bangsa Indonesia Jadi Kekuatan Kemajuan

Sab, 21 November 2020 | 03:50 WIB

Waket DPR Sebut Solidaritas Bangsa Indonesia Jadi Kekuatan Kemajuan

Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: dpr.go.id)

Bogor, NU Online

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa kekuatan bangsa Indonesia adalah solidaritasnya yang sangat kuat.


"Warisan khazanah kekuatan kultur solidaritas jamaah dan jamiyah adalah luar biasa tidak pernah kita sia-siakan dan diabaikan menjadi kekuatan kemajuan," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) melalui virtual pada Jumat (20/11).


Hal demikian juga, lanjutnya, disampaikan Presiden Jokowi. Daya tahan rakyat Indonesia, katanya, memiliki soliditas daya topang kultural yang memberikan kontribusi. Demikian ini merupakan akar kultural bangsa Indonesia.


"Selagi masih banyak selamatan, tahlilan, komitmen persaudaraan, di situlah kekuatan. Di antara warisan kekuatan kultural pendiri NU adalah kekuatan perekat, kekuatan penyatu, kekuatan penopang solidaritas dari rapuhnya akibat krisis apapun," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.


Oleh karena itu, anggota parlemen yang akrab disapa Gus Ami itu menegaskan bahwa warisan ini harus dibaca dengan jernih dan dijadikan peluang sebagai energi kemajuan pasca 100 tahun NU dan NKRI.


Sebab, tantangan ke depan bersamaan dengan 100 tahun NKRI, sekaligus 100 tahun NU cukup besar. Ini juga menjadi momentum tonggak sejarah yang perlu peran nyata kader muda NU.


"Tantangan kesempatan sejarha ini langka jika tidak digunakan. Masih jadi kekuatan aktivis NU. itu investasinya. Kalian kaum muda yang punya kesempatan yang punya masa depan," katanya.


Muda dan berpengalaman, menurutnya, menjadi potensi untuk mengambil peran dalam tonggak sejarah satu abad NU dan NKRI. Karenanya, ia meminta seluruh kader IPNU untuk menggunakan kesempatan untuk mempersiapkan diri. "Bergabung dengan keluarga NU adalah modalitas utama," ujarnya.


Kader IPNU juga harus pandai dan cerdas di dalam mengambil peran yang efektif dan strategis dan menentukan di dalam sejarah kehidupan bangsa.


"Peran efektif strategis bisa tepat digunakan apabila menggunakan analisis memadai," pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad