Parlemen

Vaksin Masih Bergantung Negara Lain, Wakil Ketua DPR: Evaluasi Total Ristek

Ahad, 17 Januari 2021 | 14:30 WIB

Vaksin Masih Bergantung Negara Lain, Wakil Ketua DPR: Evaluasi Total Ristek

Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Riset Indonesia di bidang sains dan teknologi jauh tertinggal dari negara-negara lain. Hal demikian membuat beragam hal dilakukan secara percuma.


Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan perlunya evaluasi pemerintah terhadap riset di bidang sains dan teknologi.


"Mutlak kita harus melakukan evaluasi total terhadap riset dan teknologi kita," ujarnya saat Diskusi Publik dengan tema Virus Baru Hadir, Kita Bisa Apa? pada Kamis lalu.


Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu melihat tidak ada kemauan investasi di bidang ini, baik dari pemerintah maupun swasta. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) pun, menurutnya, belum berjalan optimal.


"Indonesia jauh ketinggalan sains dan teknologi karena tidak memiliki kemauan investasi riset," katanya.


Ia mencontohkan vaksin sampai hari ini bergantung pada negara lain.


Kemudian, banyak anggaran yang terbuang akibat ketidaktepatan keputusan, seperti membuat semprotan di pintu masuk kantor, hingga penggunaan alat tes cepat yang tidak efektif mendeteksi virus.


"Penggelontoran APBN yang tidak tepat sasaran melahirkan kemubaziran di sana-sini karena ketidakmampuan kita," katanya.


Oleh karena itu, Gus Ami, sapaan akrabnya, menegaskan pemerintah harus hadir dalam membantu penelitian mengenai sains dan teknologi. Universitas Gadjah Mada (UGM), misalnya, tengah mengembangkan alat pendeteksi virus melalui napas yang dinamai GeNose.


"Pemerintah harus memfasilitasi secara emergency anggaran yang memadai," ujar Gus Ami.


Menurutnya, alat deteksi virus yang cepat dan murah adalah kebutuhan yang mau tidak mau harus dimasalkan pemerintah.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad