Parlemen

Komisi X DPR Ingatkan Syarat Jika Sekolah Buka Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021

Sel, 9 Maret 2021 | 09:30 WIB

Komisi X DPR Ingatkan Syarat Jika Sekolah Buka Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Rencana Presiden Joko Widodo untuk menuntaskan vaksinasi kepada para guru hingga Juni dan membuka pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang, direspons oleh Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Syaiful Huda. 


Menurut Huda, syarat utama jika Juli hendak dibuka pembelajaran tatap muka adalah vaksinasi harus terlebih dulu dituntaskan seratus persen bagi para guru dan tenaga pendidik di Indonesia. Namun, itu saja belum cukup. Sebab belum bisa menjamin kemananan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah. 


“Karena itu, perlu dimaksimalkan ruang persiapan bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan protokol kesehatan. Pada poin ini, kami juga mendorong Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) untuk mengambil langkah inisiatif,” ungkap Syaiful dikutip NU Online dari Kompas TV, Selasa (9/3).


Ia menjelaskan, langkah inisiatif yang harus dilakukan oleh Kemendikbud adalah memberikan data evaluasi terkait sekolah yang sejak Januari lalu sudah membuka pembelajaran tatap muka dan sekolah mana saja yang belum. Kemudian langkah berikutnya adalah soal kendala yang dihadapi selama ini.


“Saya kira harus menjadi rentang kendali dari Kemendikbud dengan kepala dinas atau dinas pendidikan di kabupaten/kota,” jelas Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini.


Syaiful menegaskan, syarat-syarat yang disebutkan tadi harus segera dipenuhi. Hal tersebut untuk melakukan upaya minimalisasi potensi penularan Covid-19 di sekolah.

 

Ia merasa optimis, kalau semua upaya protokol kesehatan dipenuhi oleh sekolah dan vaksinasi untuk tenaga pengajar sudah tuntas diberikan, maka pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang bisa dilaksanakan. 


Lebih lanjut ia menyatakan bahwa penundaan pembelajaran tatap muka di sekolah tidak boleh diperpanjang lagi. Sebab Syaiful menilai, sudah hampir satu setengah tahun banyak anak yang sudah kehilangan suasana belajar di sekolah. 


Jadi apa yang disebut sebagai adaptasi misalnya, sekadar untuk anak-anak untuk mendapatkan suasana sekolah, itu kira-kira suasananya sudah pada posisi kebutuhan untuk mendapatkan suasana sekolah.


“Karena itu, skemanya harus diubah total. Misalnya (metode) setengah hari atau dirotasi setiap hari. Kalau di beberapa tempat tidak memungkinkan, tidak apa-apa, misalnya satu minggu baru tatap muka sekali dua kali nggak ada masalah. Karena semangatnya adalah supaya anak-anak tidak kehilangan suasana sekolah,” ucap Syaiful.


Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo sudah memulai vaksinasi untuk lima juta guru dan tenaga kependidikan, sejak 24 Februari 2021 lalu.

 

Vaksinasi itu dimulai di SMAN 70 Jakarta yang ditinjau langsung oleh Jokowi bersama Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.


Setelah Provinsi DKI Jakarta, ia berharap seluruh provinsi di Indonesia juga melakukan hal yang sama yakni melakukan vaksinasi kepada para guru dan tenaga pendidik.

 

“Karena tenaga pendidik, guru, kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua tahun ini, pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan,” katanya.


“Targetnya pada Juni nanti, lima juta guru, tenaga pendidik, dan kependidikan semuanya insyaallah sudah bisa kita selesaikan, sehingga pada Juli saat mulai ajaran baru, semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu,” terang Jokowi.  


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad