Parlemen

Komisi X DPR Dukung Industri dan Seni Pertunjukan Kembali Dibuka

Sel, 2 Maret 2021 | 05:45 WIB

Komisi X DPR Dukung Industri dan Seni Pertunjukan Kembali Dibuka

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Antusiasme vaksinasi Covid-19 yang terus meninggi menurut Komisi X DPR RI merupakan meomentum untuk menggerakkan kembali industri kreatif seperti industri seni pertunjukan.  


“Kami mendukung kembali bergeraknya Industri kreatif di tanah air seiring tingginya antusiame vaksinasi Covid-19 dan terus menurunnya kasus aktif dalam beberapa minggu terakhir. Seni pertunjukan saya rasa layak dipertimbangkan untuk kembali dibuka secara bertahap baik itu konser musik, pertunjukkan teater, maupun kesenian tradisional,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dalam keterangannya kepada wartawan pada Selasa (2/3).


Huda mengungkapkan, hari ini tepat satu tahun pelarangan pegelaran kegiatan seni budaya karena pandemi Covid-19. Kondisi ini berdampak besar bagi para pelaku seni pertunjukkan termasuk para musisi, aktor, komedian, hingga kru pertunjukan.


Mereka yang biasa mengantungkan hidup dari seni pertunjukan kehilangan sumber mata pencaharian utamanya. “Pelarangan pagelaran seni budaya selama pandemi berdampak sangat besar bagi para pelakunya. Tidak hanya dari sisi ekonomi, pelarangan ini juga berdampak pada penurunan daya kreativitas karena minimnya ruang ekspresi,” katanya.


Upaya vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) juga disambut antusias. Di Indonesia target vaksinasi gelombang I untuk para tenaga kesehatan relatif sukses. Vaksinasi gelombang II untuk pelayan publik, lansia, jurnalis, hingga pedagang besar juga relatif berjalan lancar. 


"Sebab itu, sudah saatnya kita memikirkan bagaimana sektor industri kreatif kembali berjalan dengan menimbang opsi pembukaan konser musik dan seni pertunjukan lain secara bertahap,” ujarnya.


Huda mengatakan ada beberapa tujuan pembukaan ruang ekspresi bagi seni pertunjukkan tersebut. Pertama untuk kembali mengairahkan kreativitas para pelaku seni, kedua membangkitkan industri kreatif, dan ketiga memastikan ekosistem seni pertunjukkan Indonesia yang sudah baik tetap terjaga. 


“Sebelum pandemi seni pertunjukan di Indonesia mempunyai agenda rutin yang menjadi perhatian dunia seperti pagelaran Festival Java Jazz, Prambanan Jazz, hingga Synchronize Fest. 


Relasi antara promotor, musisi, dan pihak sponsor juga terjalin dengan baik. Ekosistem ini harus tetap dijaga salah satunya dengan pemberian izin pagelaran dari pemerintah,” katanya.


Tentu opsi pembukaan kembali seni pertunjukan itu, lanjut Huda dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. 


"Pertama, harus ada pembatasan kapasitas penonton. Kedua, sebisa mungkin pagelaran dilaksanakan di luar ruang. Ketiga, standar bermasker, suhu tubuh dalam batas aman, dan ketersediaan sanitasi penunjang tetap terjaga selama pertunjukan," jelas Huda.


"Kami sudah berkomunikasi dengan para pelaku industri kreatif ini salah satunya dengan asosiasi promotor musik Indonesia. Mereka bersedia duduk bersama untuk merumuskan bagaimana konser bisa digelar di satu sisi dan tetap aman dan sehat di sisi lain. Jadi sudah saatnya pemerintah mengajak mereka untuk duduk bersama,” katanya.


Politikus PKB ini juga mendesak kepada pemerintah agar memprioritaskan pemberian vaksinasi bagi pelaku seni pertunjukan. Para musisi, aktor, komedian, hingga pelaku seni tradisional layak mendapatkan prioritas karena mereka adalah salah satu pendorong aktif roda ekonomi di tanah air. 


"Kami berharap para pelaku industri kreatif juga mendapatkan prioritas vaksinasi sehingga ruang kreasi di Indonesia kembali semarak,” pungkasnya.


Pewarta: Fathoni Ahmad