Parlemen

Komisi X DPR: Tuntaskan Vaksinasi Guru sebelum Pembelajaran Tatap Muka Dimulai

Jum, 26 Februari 2021 | 04:00 WIB

Komisi X DPR: Tuntaskan Vaksinasi Guru sebelum Pembelajaran Tatap Muka Dimulai

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Beberapa waktu lalu, pemerintah telah memulai program vaksinasi Covid-19 untuk lima juta guru, pendidik, dan tenaga pendidikan. Presiden Joko Widodo menargetkan, vaksinasi itu akan tuntas pada Juni dan pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dimulai pada Juli 2021 mendatang. 


Menanggapi itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta kepada pemerintah agar program vaksinasi tersebut segera tuntas sebelum pembelajaran tatap muka dimulai. Sebab, hal itu menjadi sorotan lantaran pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan selama ini banyak dikeluhkan oleh siswa, guru, dan orang tua siswa. 


Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) itu menjelaskan, terdapat berbagai kendala yang ditemukan selama PJJ. Salah satu yang krusial adalah karena sebaran infrastruktur teknologi belum merata di seluruh wilayah Indonesia. 


“Akibatnya, banyak peserta didik maupun tenaga pendidik tidak mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif. Kami akui, pembelajaran tatap muka masih merupakan metode pengajaran terbaik di Indonesia,” ungkap Huda, dikutip NU Online dari dpr.go.id, Jumat (26/2). 


Karena itulah kemudian ia mengapresiasi proses vaksinasi kepada para guru dan tenaga pendidik di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menjadi langkah awal untuk memastikan keamanan proses belajar mengajar dengan tatap muka di sekolah, kelak. 


Sebab ketika para guru telah divaksinasi maka mereka akan memiliki kekebalan tubuh, sehingga dapat meminimalisasi penularan Covid-19 kepada peserta didik. Setelah proses vaksinasi kepada guru ini tuntas, kemudian tinggal diatur soal protokol kesehatan bagi anak didik agar proses belajar mengajar bisa berlangsung aman.
 

“Dengan vaksinasi para guru maka mereka mempunyai imunitas untuk meminimalkan penularan COVID-19 kepada anak didik mereka. Dengan demikian saat ini tinggal mengatur bagaimana protokol kesehatan bagi anak didik agar proses belajar mengajar bisa berlangsung aman,” kata Huda.


Selain itu, ia berharap agar ke depan sekolah juga harus bisa mengatur jam sekolah dalam sistem rotasi agar tidak terjadi kerumunan. Bahkan menurut Huda, sekolah tidak menerapkan jam pelajaran secara penuh tetapi bertahap dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekitar. 


“Setelah proses vaksinasi berjalan, sekolah harus bisa mengatur jam sekolah dalam sistem rotasi sehingga tidak terjadi kerumunan. Kalau perlu, untuk tahap awal, sekolah tidak menerapkan jam pelajaran secara penuh, tetapi bertahap dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekitar,” terang Huda.


Ia kemudian mendukung upaya Presiden Jokowi yang menargetkan untuk membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang. Sebab, Huda berasumsi bahwa hal tersebut mampu meminimalkan ancaman kerugian belajar bagi anak-anak peserta didik.

 
“Kami menilai target Presiden Jokowi untuk membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka Juli mendatang harus didukung. Dengan demikian ancaman loss learning bagi anak-anak kita bisa diminimalkan,” terang Huda.


Sebelumnya, vaksinasi Covid-19 untuk para guru dan tenaga pendidik sudah dimulai di SMAN 70 Jakarta, pada Rabu (24/2) lalu. Presiden Jokowi bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur DKI Anies Baswedan meninjau langsung proses awal vaksinasi untuk guru itu.


“Vaksinasi untuk tenaga pendidik dan kependidikan telah dimulai. Saya tadi menyaksikan semuanya berjalan lancar. (Vaksinasi Covid-19) para guru, tenaga pendidik, semuanya telah dimulai prosesnya,” ungkap Jokowi.


Setelah Provinsi DKI Jakarta, ia berharap seluruh provinsi di Indonesia juga melakukan hal yang sama yakni melakukan vaksinasi kepada para guru dan tenaga pendidik. “Karena tenaga pendidik, guru, kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua tahun ini, pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan,” katanya.


“Targetnya pada Juni nanti 5 juta guru, tenaga pendidik, dan kependidikan semuanya insyaallah sudah bisa kita selesaikan, sehingga pada Juli saat mulai ajaran baru, semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu,” ucap Jokowi. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad