Parlemen

FPKB: Bantuan untuk UMKM di Masa Covid-19 Tak Mengucur ke Masyarakat

Sel, 6 Oktober 2020 | 06:30 WIB

FPKB: Bantuan untuk UMKM di Masa Covid-19 Tak Mengucur ke Masyarakat

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Cucun Ahmad Syamsurrijal. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Pandemi Covid-19 menyasar ke seluruh negara di dunia. Tidak ada negara yang bisa menghindarkan virus tersebut dari wilayahnya. Dampaknya pun ke beragam sektor sehingga perlu kerja maksimal dari berbagai bidang.


Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Cucun Ahmad Syamsurrijal menegaskan bahwa kesehatan dan ekonomi harus dikerjakan secara bersama-sama, tidak ada langkah mengunggulkan salah satunya atau meninggalkan di antaranya.


“Kalau salah satu ditinggalkan, bisa berakibat korban besar,” katanya saat Diskusi Publik FPKB dengan tema Menakar Efektivitas Program PEN sebagai Senjata Pemerintah Menghadapi Resesi pada Selasa (6/10).


Banyak yang beranggapan Indonesia bakal terjungkal dalam jurang krisis atau resesi. Hal tersebut mengingat pertumbuhan ekonominya yang negatif. Namun, hal ini belum terjadi dan ia berharap tidak akan terjadi.


“Tapi itu belum terjadi. Mudah-mudahan ini tidak akan terjadi,” katanya.


Cucun menyampaikan bahwa pihaknya, sebagai anggota dewan yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap Pemerintah, turun untuk mengecek program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke bawah.


Stimulan-stimulan atau bantuan yang telah ditetapkan pemerintah di tengah pandemi Covid-19, kata Cucun, tidak sampai ke masyarakat yang memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).


“Kami mencoba melihat bawah. Mereka tidak tahu,” ujar anggota daerah pemilihan Jawa Barat II itu.


Perbankan, lanjutnya, menyetop kredit dalam kondisi yang masih tidak menentu ini. Mereka memiliki sedikit keraguan.


Pertumbuhan UMKM ini sangat diharapkan guna meningkatkan pendapatan domestik yang menyumbang cukup besar terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).


Karenanya, Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu berharap di semester dua ini tidak sesuai dengan kekhawatiran, tetapi posisi Indonesia justru harus meloncat dan diakui negara lain.


“Kita menginginkan harapan Indonesia akan kuat dan tahan daripada goncangan dari satu kondisi yang tidak kita perkirakan,” pungkas anggota Komisi III itu.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad