Oleh R. Ahmad Nur Kholis
Belakangan ini ada fenomena adanya orang yang mengaku sebagai ahli agama secara tiba-tiba. Hanya karena mengaku telah berhijrah dan mengetahui beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan artinya saja sudah berani mendakwahkan diri dan didakwahkan sebagai ustadz.
Dan lebih aneh lagi mereka secara langsung ataupun tidak, mengaku dan merasa paling islami. Hal ini dikarenakan mereka memiliki semangat beragama yang tinggi (euphoria beragama) namun pemahaman agamanya sedikit.
Adanya terjemah Al-Qur’an atau kitab yang lain, adalah suatu yang memberikan kemudahan untuk mengetahui suatu ajaran agama. Akan tetapi untuk mengantarkan seseorang menjadi ahli agama adalah suatu hal yang sangat jauh sekali.
Hadratussyekh Kiai Hasyim Asy’ari mengatakan dalam kitabnya Adabul Alim wal Muta’allim bahwa “(Hendaknya) seorang yang belajar agama mencari seorang guru yang memiliki pemahan syariat yang komprehensip. Yakni ulama yang kredibel dan diakui keulamaannya pada zamannya, telah melakukan banyak pembahasan dan berpengalaman yang luas. Bukan mengambil ilmu dari orang yang hanya belajar dari terjemahan saja dan tidak pernah berguru kepada seorang guru yang terpercaya.”
Kiai Hasyim lalu mengutip pernyataan Imam Syafi’i yang mengatakan: “Barangsiapa memahami agama hanya dari buku-buku saja, maka ia sebenarnya telah menghilangkan hukum agama (itu sendiri).”
Sebelum semua itu, Kiai Hasyim menekankan dalam kitab tersebut bahwa: “Seyogyanya orang yang hendak belajar agama untuk memikirkan (secara matang) terlebih dahulu dan beristikharah kepada Allah mengenai kepada siapa orang ia akan belajar. Kepada siapa ia akan mendapatkan teladan akhlaq yang baik. Hendaknya pula bahwa guru itu adalah orang yang keahliannya terpercaya, memiliki rasa kasih sayang yang nyata (kepada ummatnya), jelas muru’ah nya, masyhur sebagai orang yang senantiasa menjaga diri, serta baik dalam mengajar dan memiliki pemahaman agama yang baik pula.”
Di masa di Indonesia ini sekarang banyak bermunculan ustadz dadakan dan merasa paling islami, rasanya petuah Kiai Hasyim Asy’ari ini layak untuk kita renungi dan amalkan. Kita juga lalu menjadi mengerti mengapa sekarang ini banyak para ustadz yang tiba-tiba saja muncul tak tau dari mana asalnya ia mengambil ilmu, sejurus kemudian mereka hanya memprovokasi masyarakat untuk kepentingan tertentu.
Semoga masyarakat semakin sadar dan kembali ke pangkuan ulama yang benar-benar ulama.
Penulis adalah Nahdliyin, tinggal di Malang, Jawa Timur