Opini

Menuju Terwujudnya Universitas Nahdlatul Ulama yang Unggul

Kam, 26 Januari 2012 | 04:08 WIB

Oleh Ali M. Abdillah

 

SekolahTinggi Agama Islam NahdhatulUlama (STAINU) Jakarta menyelenggarakan wisuda kedua pada tanggal 25 Januari 2012 di Aula Pegadaian, samping Gedung PBNU. Wisuda kali ini dikuti 136 mahasiswa STAINU dari Program Studi Pendidikan Agama Islam. STAINU Jakarta yang berdiri pada 2003 telah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan dari tahun ke tahun.
<>
Saat ini STAINU Jakarta telah memiliki beberapa tempat perkuliahan yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Kantor pusatnya berada di kantor PBNU lantai 4 dan 5, sedangkan perkuliahan lainnya berada di Pondok Kopi, Kebon Jeruk, Parung, dan Tangerang. STAINU yang berada di Parung telah memiliki gedung sendiri yang dibangun di atas tanah waqaf milik PBNU seluas 3 hektar. STAINU telah memiliki tiga Program Studi yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI), Akhwal Sakhsyiyah dan Ekonomi Islam.

STAINU Jakarta telah menunjukkan perkembangan dan hasil yang menggembirakan. Dalam tenggang waktu dua tahun ini, STAINU telah berhasil mewisuda 136 mahasiswa. Hal ini menunjukkan perkembangan positif sebagai satu-satunya kampus yang berlatarbelakang NU di Jakarta.

Grafis perkembangan  STAINU dari waktu ke waktu menunjukkan aspek positif. Hal ini dapat menampik anggapan sebagian orang  yang mengatakan bahwa warga NU tidak bisa mengelola perguruan Tinggi adalah tidak benar. Ketua Stainu Dr Mujib Qolyubi menyatakan “Paling tidak kami sudah berbuat dan memulainya dari yang kecil, semoga ke depan bisa berkembang lebih baik lagi.”

Harapan ke depan adalah STAINU Jakarta dapat berkembang menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jakarta, sebagai Perguruan Tinggi warga NU yang membanggakan. Sebab warga NU akan lebih puas dan bangga jika putra-putrinya bisa kuliah di Perguruan Tinggi milik NU. Hal ini sebagai bentuk kepedulian warga Nahdliyin untuk membentengi putra-putrinya supaya pemikiran dan amaliah mereka tidak terlepas dari tradisi NU, seiring dengan menyebarnya ideologi transnasional baik yang beraliran liberal maupun radikal di Indonesia.

Keinginan untuk berubah dari STAINU menjadi UNU sejalan dengan program PBNU. Ketua Umum PBNU KH  Said Aqil Siroj dalam pernyataannya di pesantren Lirboyo Kediri menjelaskan bahwa NU akan membangun 10 Perguruan Tinggi unggulan di seluruh Indonesia. Sudah saatnya NU memiliki Perguruan Tinggi berkualitas dan unggulan. Saat ini sudah berdiri Universitas Nahdlatul Ulama di Cirebon yang dipimpin langsung oleh KH Said Aqil Siroj sebagai rektornya.

Untuk meningkatkan kualitas dan sumberdaya manusia baik untuk mahasiswa maupun dosen, STAINU Jakarta telah memiliki beberapa program pengembangan baik yang berskala nasionalmau pun internasional. Program pengembangan yang sudah berjalan diantaranya:

1. Kelas Internasional
Pada tahun 2011, STAINU Jakarta memiliki program kelas Internasional bekerja antara Kementrian Agama, STAINU dan Universitas Ibn Tufaildi Maroko. Ada 21 mahasiswa yang terpilih yang akan dikirim ke Maroko pada 10 Februari 2012. Selama di sana mereka akan menempuh kuliah selama dua semester khusus kajian Keislaman, setelah itu mereka akan melanjutkan kuliahnya di STAINU Jakarta. Sebagai penanggungjawab program ini adalah Dr Nasrullah Jasam, MA.

2. Pengiriman Dosen untuk Kegiatan Ilmiah di Luar Negeri
Selama tahun 2011 STAINU telah memberangkatkan para dosennya untuk mengikuti kegiatan ilmiah bersekala Internasional. Pada bulan Mei 2011, salah satu dosen STAINU telah mengikuti acara short course di Russian Islamic University di Kazan-Rusia. Dalam kesempatan tersebut dosen STAINU mendapat kesempatan menyampaikan makalah tentang “Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia“ Pada bulan 16-29 Oktober 2011, salah satu dosen STAINU Jakarta terpilih sebagai salah satu dari12 peserta Short Course Metodologi Penelitian tingkat Asia setelah berkompetisi dengan 135 peserta se-Asia. Acara tersebut diselenggarakan diUniversitas Philippina, Manila. Pada 10 November- 10 Desember 2011, salah satu dosen STAINU terpilih sebagai salah satu dari 10 peserta refresher peningkatan kompetensi dosen PTAI se-Indonesia untuk mengikuti acara short course di al-Azhar Mesir selama sebulan setelah berkompetisi dengan 300 dosen PTAI se-Indonesia. Pada bulan November 2011 STAINU telah mengirim Dr Nasrullah Jasam, MA untuk melakukan kerjasama kelas Internasional dengan Universitas Ibn Tufail Maroko.

3. Program Beasiswa S3 bagi Dosen
Para dosen STAINU Jakarta yang sudah S2 didorong untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang S3. Saat ini ada puluhan dosen STAINU yang sedang melanjutkan pendidikan S3 di beberapa universitas di Jakarta seperti Sekolah pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Program beasiswa tersebut berasal dari program Direktorat pendidikan Islam Kementerian Agama.

4. Kegiatan Ilmiah
STAINU Jakarta telah menyelenggarakan beberapa kegiatan ilmiah seperti menyelenggarakan Short Course Penelitian Jender yang diselenggarakan selama dua bulan di STAINU Jakarta. Selain itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAINU telah berhasil menyelenggarakan acara pertemuan seluruh BEM PTAI se-Indonesia.

5. Rusunawa /AsramaMahasiswa
Untuk melengkapi sarana mahasiswa STAINU Jakarta sedang mengajukan permohonan Rusunawa di Kementerian Kesra. Rusunawa akan dibangun di kampus Parung dan difungsikan sebagai asrama mahasiswa yang berasal dari luar kota dan luar pulau. Saat ini ada beberapa mahasiwa STAINU yang berasal dari wilayah perbatasan di Indonesia.

6. Pendirian Program S2
Permintaan masyarakat supaya STAINU mendirikan program S2 akan segera terwujud. Saat ini proses pengurusan izin operasional sedang diurus oleh tim yang dibentuk oleh STAINU. Semoga pada tahun ini surat izin operasional program pasca sarjana S2 segera turun.

Penjaga Tradisi Amaliah NU

STAINU Jakarta sebagai Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah PBNU akan memiliki peranan penting dalam membangun generasi penerus yang berwawasan Islam keIndonesian dan berwawasan global. Sebab hal ini sangat penting untuk membekali generasi muda NU baik di pentas Nasional maupun Internasional.

Karena itu, untuk memperkuat pemahaman tentang NU selain ada mata kuliah Ke-Nu-an  dan Aswaja, ada mata kuliah yang lebih khusus yang terkait dengan tradisi amaliah nahdhiyin yaitu mata kuliah “Arummanis” singkatan dari aurad, rawatib, manaqib, mawalid, istighotsah. Materi kuliah ini membahas argumentasi terkait tradisi amaliah NU baik menurut dalil al-Qur’an dan Hadits maupun argumentasi sosial dan antropologis.

Tradisi amaliah NU sebagai sebuah kekayaan tradisi keagamaan yang berkembang sesuai kontek sosial, budaya dan lokalitas sebagai mana yang telah diwariskan oleh Walisongo dapat terpelihara secara berkelanjutan dari generasi ke generasi. Karena itu, mata kuliah ini sebagai upaya untuk membentengi tradisi amaliah NU dari gempuran kelompok Islam radikal yang mengganggap bid’ah dan syirik semua tradisi amaliah NU. Selain itu, tujuan akhir dari mata kuliah Arummanis ini diharapkan para mahasiswa STAINU dapat menjaga dan mempraktekkan tradisi amaliah NU di tengah masyarakat.

* Dosen STAINU Jakarta, Kandidat Doktor Pemikiran Islam Sekolah Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah Jakarta.