Bu Nyai NU Tangkal Global Warming di Pesta Khitan
NU Online · Ahad, 4 Januari 2015 | 02:01 WIB
Oleh: Sopo Nyono* Pesta apa pun tidak lepas dari kemewahan dan kemegahan. Tamu-tamu disedikan hidangan berbagai makanan dan minuman serta hiburan-hiburan. Hal itu dibolehkan ketika didasari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt dan selama tidak berlebih-lebihan.
<>
Namun berbeda pesta walimatul khitan (sunatan) yang diselenggarakan Mbah Yai Imam Taufiq dan Nyai Arikhah pada sabtu 27 Desember 2014 lalu. Pesta didesain dengan konsep sederhana serta hiasannya menggunakan kertas manila. Pesta gaya tahun 90an. Menurut penulis khitanan Gus Nabil membawa visi peduli globalwarming.
Pada pesta tersebut Mbah Yai dan Bu Nyai memberikan souvenir kepada tamu undangan berupa pohon untuk ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Tidak tanggung-tanggung tanaman yang diberikan terdiri dari berbagai jenis, diantaranya jeruk, matoa, jati, sukun dengan jumlah 500 tanaman.
Pertama kali ide ini diungkapan Nyai Arikah atas kepedulian beliau terhadap suhu lingkungan yang panas dana bencana yang terjadi di musim penghujan akhir-akhir ini. Baik tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara dan sekitarnya. Tidak sekadar pajangan atau hiasan rumah, souvenir Nyai Arikhah bermanfaat yang real untuk kelangsungan hidup mendatang. Sebab setiap hari manusia membutuhkan oksigen. Tanpa diimbangi perbaikan renovasi lingkungan secara berkala dan serius yaitu penghijuan lingkungan, akan sangat membahayakan.
Apa yang dilakukan Bu Nyau bertolak belakang dengna kebanyakan manusia yang justru lebih condong pada penguraskan dan lain sebagainya. Semisal pemakaian bahan dari plastik yang semakin tinggi, serta bahan kimia tanpa kontrol baik skala rumah tangga maupun pabrik. Dampaknya menjadikan lingkungan kurang bersahabat dan nyaman.
Melalui pemberian souvenir berupa pohon, Nyai Arikhah berharap masyarakat sadar akan kesimbangan alam yang diajarkan Islam. Sebagai pengasuh Ponpes Darul Falah Be-Songo serta pengurus Fatayat NU dan sekaligus dosen tasawuf di UIN Walisongo, kepeduliannya terhadap keseimbangan alam sudah dimulai sejak dini. Walaupun dalam skala kecil, pembagian souvenir ini akan memberikan efek kesadaran dan keselarasan manusia untuk melakukan perbaikan terhadap kelangsungan hidup.
Artinya beliau memuali hal ini sebagai gerakan penangkal globalwarming secara real dan tepat. Sebab jika satu individu bertanggung jawab pada satu tanaman. Dengan ide yang “nyentrik” ini, Nyai Arikah banyak mendapat respon positif dari tamu undangan. Terbukti tanaman habis tidak lama sebelum acara selesai karena diburu para tamu undangan. Mereka mengungkapkan hal ini sangat kreatif dan real manfaatnya.
*penulis merupakan pegiat Komunitas Pasar Ide dan Wayang Samin Semarang
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua