Oleh KH Ahmad Ishomuddin
Jika NKRI ingin menjadi negara yang kuat dan disegani, maka setiap warganya wajib bersatu padu untuk menjaganya dari setiap penyebab perpecahan. Sedangkan pemerintahannya pun wajib amanah, bertanggung jawab dan berupaya maksimal untuk memprioritaskan stabilitas keamanan, mewujudkan keadilan dan menjaga kedaulatan demi menyejahterakan seluruh rakyatnya. Keseluruhannya wajib mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi maupun kelompok.
Perbedaan asal-usul, warna kulit, bahasa dan agama pada dasarnya bukanlah merupakan pilihan setiap orang. Oleh karena itu, janganlah perbedaan tersebut dijadikan sebagai bahan untuk saling menghinakan, berburuk sangka, mencari-cari aib dan saling menggunjing.
Sebaliknya, hendaklah setiap warga bangsa ini saling menghargai dan menghormati karena setiap perbedaan yang warna warni itu adalah sunnatullah yang bermanfaat agar segalanya menjadi indah, saling mengenali, saling melengkapi dan tolong menolong untuk meraih pahala kebajikan dan mengokohkan ikatan persaudaraan.
Tidak perlu mati-matian untuk memaksakan kehendak agar menjadi satu warna terhadap apa yang memang ditakdirkan dengan keragaman warna warni, karena yang terpenting adalah mempertahankan keindahan dan keharmonisannya.
Perbedaan aspirasi politik untuk meraih kekuasaan tidak meniscayakan saling permusuhan apalagi untuk saling menghujat atau menumpahkan darah. Perbedaan agama berikut tafsir ajarannya pun, baik dianut oleh mayoritas atau minoritas orang Indonesia, tidak bisa dipaksakan untuk dianut oleh siapa pun meskipun diyakini kebenarannya.
Jika pun ingin menyampaikan kebenaran perspektif dalam persoalan tersebut maka dialog hingga perdebatan yang memprioritaskan sikap santun dan saling menghargai amatlah dibutuhkan.
Ibarat sejumlah piring kaca yang sedang ditata pada raknya yang padat, mustahil rasanya menghindarkan perbenturan antara tiap piring yang berbeda, namun yang sangat penting dijaga adalah jangan sampai piring-piring itu retak sehingga lenyap keindahannya, dan jangan sampai terpecah hingga lenyaplah manfaatnya.
KH Ahmad Ishomuddin
Rais Syuriyah PBNU
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Baca Doa Ini untuk Lepas dari Jerat Galau dan Utang
3
Cara KH Hamid Dimyathi Tremas Dorong Santri Aktif Berbahasa Arab
4
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
5
Apel Akbar 1000 Kader Fatayat NU DI Yogyakarta Perkuat InklusivitasÂ
6
Pengurus Ranting NU, Ujung Tombak Gerakan Nahdlatul Ulama
Terkini
Lihat Semua