Obituari

Mantan Kasatkorcab Banser Demak Masykuri Abdul Latif Wafat

Sab, 22 Agustus 2020 | 08:30 WIB

Mantan Kasatkorcab Banser Demak Masykuri Abdul Latif Wafat

Mantan Kasatkorcab Banser Demak, Jateng, almarhum H Masykuri Abdul Latif (Foto: Istimewa)

Demak, NU Online

Innalillahi wainnaa ilahi rojiun, KH Masykuri Abdul Latif (62) mantan Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Demak, Jawa Tengah tahun 1990-an meninggal dunia.

 

Ketua Lembaga Perekonomian PWNU Jawa Tengah Kumaidi sahabat almarhum saat berkhidmah di Ansor Demak mengatakan, almarhum memiliki riwayat penyakit mag, sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit Rumani Semarang.

 

"Dokter sudah mengupayakan secara maksimal untuk menyembuhkan penyakitnya,  namun Allah SWT berkendak lain, Sahabat Masykuri Latif, Jumat (21/8) sore  dipanggil untuk menghadap-Nya, meninggalkan dunia yang fanak ini," kata Kumaidi di Demak, Sabtu (22/8).

 

Dijelaskan, almarhum sebelum dimakamkan di Komplek Makam Islam Jogoloyo Demak, dishalati di masjid Roudlotul Jinan Jogoloyo. Ratusan umat Islam sebagian di antaranya anggota Banser menyalati dan mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir.

 

"Sebelum wafat almarhum menjadi anggota Dewan Pembina PC IKA PMII Kabupaten Demak dan memimpin Jamaah Manaqib Nurul Huda di Keling Jepara," ujar Wakil Ketua PC GP Ansor Kabupaten Demak tahun 1990an ini.  

 

Dikatakan, saat berkhidmah di Banser Demak almarhum sangat gigih dalam membangkitkan semangat generasi muda NU terutama Banser yang menjadi kader inti Ansor dalam membela perjuangan NU dan masyarakat.

 

"Era itu, keluarga besar NU secara nasional sedang menghadapi ujian berat. PBNU di bawah kepemimpinan Gus Dur hasil Muktamar ke-29 di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat komunikasinya dengan penguasa sedang mengalami hambatan," ungkapnya.

 

Dikatakan, tentu suasana itu juga menjalar ke daerah, Ansor dan Banser sebagai anak tertua NU tampil mengambil inisiatif dan berupaya agar suasana dan komunikasi NU dengan penguasa lokal di daerah tetap kondusif dan upaya itu berhasil.

 

"Almarhum terlibat aktif dalam upaya-upaya itu. Kenangan yang tidak bisa dilupakan adalah ketika bersama-sama menghadapi kasus ninja yang menteror  para kiai NU setelah rezim Orde Baru jatuh. Wilayah Demak menjadi sasaran teror," jelasnya.

 

Sebagai komandan Satkorcab Banser ujarnya, almarhum langsung memobilisir dan  mengkonsolidir Banser guna menjaga keamanan para kiai NU di seluruh Kabupaten Demak untuk menghadapi teror ninja itu.

 

"Berkat kepeloporan Banser, saat itu Nahdliyin di Demak bangkit dan tumbuh rasa percaya dirinya untuk membangun kekuatan keamanan swakarsa berbasis Nahdliyin sehingga dapat menghalau teroris ninja, kiai dan warga NU pun merasa aman dan terlindungi Banser," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz