Obituari

Innalillahi Muqadam Tarekat Tijaniyah dari Garut KH Dang Fathurrahman Wafat

Rab, 6 Januari 2021 | 06:15 WIB

Innalillahi Muqadam Tarekat Tijaniyah dari Garut KH Dang Fathurrahman Wafat

KH Dang Fathurahman adalah merupakan muqadam atau guru di Tarekat Tijaniyah, salah satu tarekat mu’tabarah di lingkungan Nahdlatul Ulama. (Foto: KH Dang Fathurrahman/dais1079fm.com)

Bandung, NU Online  

Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn, kabar duka dari Pesantren Al-Falah, Biru, Garut. Pasalnya salah seorang ajengan dari pesantren tersebut, KH Dang Fathurrahman wafat di Rumah Sakit Sariasih Tangerang, Rabu (6/1) sekitar pukul 07.15. Almarhum adalah KH Ismail dan merupakan cucu Syekh Badruzzaman. 


NU Online mendapatkan informasi tersebut dari salah seorang sahabat sekaligus murid almarhum yaitu Ustadz Yazid Kalam, yang mendapatkan informasi tersebut dari istri almarhum. 


“Saya mendapatkan informasi tersebut dari istri almarhum, Teh Ida,” katanya ketika NU Online menghubungi Ustadz Yazid melalui aplikasi perpesanan. 


Menurut Ustadz Yazid, KH Dang Fathurahman adalah merupakan muqadam atau guru di Tarekat Tijaniyah, salah satu tarekat mu’tabarah di lingkungan Nahdlatul Ulama.  


“Beliau Kang Dang orang memegang komitmen, bageur (baik-perilaku)...,” ungkap Ustadz Yazid dengan suara yang tiba-tiba terputus-putus, dareuda, seperti menahan tangis.  


Ia bercerita, mulai mengenal KH Dang Fathurrahman sekitar tahun 2000. Ia bersaksi, bahwa almarhum adalah orang baik, memiliki wawasan luas, terbuka kepada siapa pun, bahkan sering bersikap mendengar pandapat dari orang yang usianya lebih darinya.


Abdi (Aku) merasa dibukakeun ku (diperkenalkan oleh) Kang Dang kenal macam-macam kitab araheng (langka),” sambung Ustadz Yazid dengan suara tersedak-sedak. 


Menurut dia, KH Dang Fathurrahman juga dikenal dekat dengan para musisi, sering bertemu dan berdiskusi dengan Komunitas Musisi Mengaji (Komuji). 


“Selain kiai, almarhum adalah penyanyi dan pencipta lagu yang pernah mendapatkan penghargaan musik sufi internasional di Kanada dan Maroko,” pungkasnya. 


Pewarta: Abdullah Alawi

Editor: Alhafiz Kurniawan