Muhammad Syakir NF
Penulis
Tasikmalaya, NU Online
Pondok Pesantren Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (24/3/2022) mulai ramai dengan pengunjung. Selain ribuan santrinya, banyak Nahdliyin dari berbagai daerah juga hadir ke lokasi.
Hal ini karena pesantren yang berdiri pada tahun 1932 itu menjadi lokasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pengukuhan Pengurus Lembaga dan Badan Khusus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027.
Beberapa hadirin berziarah ke makam pendiri Pondok Pesantren Cipasung, Ajengan KH Ruhiat. Makam ulama kelahiran 11 November 1917 itu terletak di masjid yang berada di kawasan Pesantren Cipasung.
Masjid tersebut berjarak sekitar 20 meter dari pintu gerbang masuk kawasan pesantren. Dari Jalan Raya Garut Tasikmalaya bisa masuk melalui Jalan Muktamar NU XXIX berjarak sekitar 750 meter dengan waktu tempuh tiga menit dengan kendaraan bermotor atau sembilan menit dengan jalan kaki.
Sementara jika melalui Jalan KH Ruhiat berjarak 550 meter dengan waktu tempuh tiga menit dengan mobil, dua menit dengan sepeda motor, dan tujuh menit dengan jalan kaki.
Ajengan Ruhiat wafat pada 28 November 1977. Makamnya berdampingan dengan istrinya yang pertama, Nyai Hj Aisyah, sedangkan makam Nyai Hj Badriyah, istrinya yang kedua, persis di sebelah selatan luar masjid.
Sementara makam kiai dan keluarga lainnya terletak di kawasan pondok bagian belakang. Dari makam Ajengan Ruhiat, cukup berjalan ke arah selatan melewati Asrama Sejahtera. Lalu belok kiri melewati Poskestren dan Asrama Al-Jihad.
Dari situ, belok kanan ke gang kecil. Sekitar 30 meter dari situ, pemakaman masyayikh dan dzuriyah Pesantren Cipasung sudah terlihat. Tampak makam Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1992-1999 Ajengan KH Moh Ilyas Ruhiat berdampingan dengan Nyai Hj Dedeh Fuadah.
Ajengan Ilyas meneruskan kepemimpinan abahnya, Ajengan KH Ruhiat, dalam mengajar dan mengelola Pesantren Cipasung sejak tahun 1977 sampai wafatnya pada 18 Desember 2007.
Di sebelah selatannya, terdapat makam para ajengan dan nyai Cipasung lainnya. Di antaranya terdapat makam Ajengan KH Dudung Abdul Halim, penerus kepemimpinan Ajengan KH Ilyas Ruhiat dalam mengelola Pondok Pesantren Cipasung. Ia wafat pada tahun 2012. Tongkat estafet Pesantren Cipasung diserahkan kepada Ajengan KH Abun Bunyamin Ruhiat sampai saat ini.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua